Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Anakku Diambil Menantuku"

30 Mei 2019   00:42 Diperbarui: 30 Mei 2019   23:51 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu mertua (JackF) | Kompas.com

Tenang saja.. jangan kepancing emosi. Kalau hal yang diminta itu sungguh diluar kemampuan Anda, misalnya Anda harus masak sarapan pagi dengan menu baru yang artinya Anda harus belanja ke pasar pk. 04.30 sementara jam masuk kantor Anda pk. 07.00 sedangkan sebelumnya Anda harus mengantarkan anak ke sekolah pk. 06.45 harus sudah tiba, maka tuliskan. Lalu minta pendapat mertua bagaimana cara mengatasinya. 

Kemukakan juga halangan yang akan terjadi, misalnya macet, potongan honor kalau telat, dan seterusnya. Ajak suami untuk terlibat. Jangan berargumen, apalagi dengan nada tinggi sambil banting-banting panci. Percumaaaa... 

Terakhir, ubah kebiasaan dan sikap Anda. Mungkin di keluarga Anda sendiri kebiasaan-kebiasaan itu diperkenankan. Tapi ketika berada dalam keluarga lain, hal itu tidak bisa diterima. Coba berubah dulu sambil memperkenalkan kebiasaan Anda pada keluarga pasangan. Misalnya di keluarga Anda tidak masalah bangun siang saat liburan, tapi tidak begitu di keluarga suami. Bisa kebayang khan kalo kebiasaan-kebiasaan kecil akan jadi ledakan ketidaksukaan mertua. SIngkirkan ego dulu untuk kepentingan jangka panjang. 

Cepat atau lambat sikap mertua akan berubah. Sikap dan emosi positif adalah kunci keberhasilan. Cobalah segera sebelum Lebaran tiba. Semoga saat Lebaran nanti, momen saling memaafkan sungguh berasal dari hati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun