Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Esensi dari Memanfaatkan Me Time

29 September 2016   12:43 Diperbarui: 29 Juni 2017   00:17 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: katelavie

Lalu apakah tidak boleh memanjakan diri sendiri? Boleh banget. Justru dengan pengertian Me Time di atas, diri sendiri mendapatkan tempat dan waktu istimewa untuk dimanjakan. Masalahnya persepsi memanjakan diri sendiri itu yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan memanjakan diri itu dengan spa, salon, atau berendam di bak mandi (cause spa terlalu mahal en bath up yang ada adalah kotak sabun.. so, kekecilan dong), ya nggak masalah. 

Jebakan pengertian tentang Me Time yang perlu diwaspadai

Me Time bukan aktivitas keluar dari rutinitas untuk melarikan diri. Bukan juga sebagai kegiatan yang lebih menyenangkan daripada siklus kehidupan yang ada. Kalau persepsinya seperti ini, Me Time bermakna beda. 

Kalau Me Time berfungsi sebagai pelarian dari rutinitas, maka sebenarnya dia tersiksa dan terbeban dengan kehidupannya. Dia tidak nyaman dengan pola hidup rutin yang dia jalani. Sehingga satu-satunya cara untuk "kabur" dari situasi itu adalah Me Time. Apa tandanya kalau Me Time ini pelarian? Rasa bersalah. Ya... Si pelaku Me Time akan merasa bersalah terhadap anak-anaknya. Dia ngrasa bersenang-senang sendiri, tanpa mengajak mereka. kalau ditanya, bakalan jawab, "Tapi gimana lagi... Aku butuh waktu untuk diriku sendiri... ". Konflik khan? Ya jelas, lha wong cara mikirnya nggak pas. Akibatnya meskipun bolak balik Me Time ya tetap aja.. Pikiran dan badannya nggak fresh.. Tetap aja ruwet bin mumet. 

Trus kalau Me Time itu adalah sesuatu yang menyenangkan, sampai nggak bisa tidur semaleman kayak mau ketemu pacar, dan waktu Me Time itu ditunggu dengan gelisah, nah itu beda lagi. Dibalik antusiasme menyambut "Me Timeeee...." (dengan nada sorak-sorak gembira), sebenarnya yang bersangkutan sedang gundah. Jeda kehidupan di antara 2 Me Time terasa membosankan dibandingkan dengan Me Time itu. Kalau Me Time, dia merasa hidupnya lebih hidup. Serasa ada ruang untuk bernapas... Uff... Legaanyaaa... 

Jadi, teman-teman yang baik hatinya (mulai terpengaruh nih), apapun aktivitas waktu Me Time itu terserah pada orangnya. Mau baca musik, ndengerin buku.. eh kebalik... Mau senam sambil pake kebaya kek, mau baca novel (pinjeman) kek, mau duduk sendirian di genteng kek, terserah.. Cuman tolong pikirkan konsekuensinya yaa.. Apalagi Me Timenya nongkrong di pohon sawo.. Ihhh... 

Apapun aktivitas Me Time-nya, yang penting minumnya... dari mulut... hehe --kata si Arafah, Stand Up Comedy 2. Aktivitas Me Time bisa berupa apa saja, tergantung pelakunya. Namun yang penting adalah pengertian individu tersebut terhadap Me Time. Bila setelah Me Time terjadi hal-hal berikut ini:

  • Terjadi perubahan cara pandang tentang sesuatu, terutama kalau saat itu sedang menghadapi masalah cukup berat. 
  • Terjadi perubahan nada emosi. Kalau seharian atau beberapa hari nada emosi yang kerap dimainkan bernada G (galak/geram/galau/garing/dst) maka setelah Me Time, ada perubahan nada ke C (ceria/cenyum2/ceriang *mekso.com). 
  • Lebih nyaman dengan diri sendiri. 
  • Menemukan ide-ide baru untuk keluarga, pekerjaan, dan urusan lainnya. 
  • Tubuh lebih bugar. 
  • Muncul rasa syukur mendalam --ini yang paling penting.

Maka... Me Time Anda sungguh-sungguh berhasil! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun