Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tumpukan Barang Memenuhi Seluruh Rumah, Hati-hati Hoarding Disorder!

15 Februari 2016   14:51 Diperbarui: 23 April 2022   22:40 3843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi konflik dengan anggota keluarga lainnya. Tidak semua anggota keluarga nyaman dengan adanya timbunan barang di rumah, berantakan, berbau dan bikin kacau. Coba bayangkan kalau di keluarga tersebut mendapatkan menantu yang senang kebersihan, sementara mertua perempuannya gemar sekali menimbun barang. Lalu pasangan baru itu memiliki bayi.

Konflik bukan saja dengan anggota keluarga, tapi bisa juga dengan tetangga. Karena bisa jadi barang-barang itu ditumpuk di luar rumah, misalnya di halaman depan, di taman depan, atau di pinggir jalan. Keributan dengan tetangga biasanya lebih banyak karena perilaku menimbun itu bukan berupa barang, tapi binatang (disebut animal hoarding). Mereka bukan memelihara hewan tapi mengumpulkannya dan tidak punya kemampuan untuk menyediakan makanan, sanitasi, dan kebersihan hewan-hewan tersebut. Menimbun tanaman pun termasuk di dalamnya. Sehingga rumahnya mirip gua hantu..hehe...

Siapa Betah Kerja dengan Orang Seperti ini?/propertymanagementinsider.com
Siapa Betah Kerja dengan Orang Seperti ini?/propertymanagementinsider.com

Bidang kehidupan lainnya pun terganggu. Pekerjaan tidak beres. Ribut dengan teman kerja (apalagi kalau menimbun barang di lokali tempat kerja), tidak punya waktu, kesulitan finansial (karena boros) dan kualitas hidup mengalami penurunan. Kondisi rumah tidak sehat, penyakit datang silih berganti, dan bisa menyebabkan kematian. Hal ini bisa terjadi karena timbunan barang-barang itu rentan jatuh, berbahaya, dan bisa menimbulkan kecelakaan.

Resiko Kecelakaan Lebih Besar/AP Photo
Resiko Kecelakaan Lebih Besar/AP Photo

Nah, sekarang silakan melihat kembali isi gudang masing-masing. Bersih? Syukurlah. Pemeriksaan berikutnya, adakah sofa yang beralih fungsi permanen? Tidak ada? Baguslah. Sekarang coba tengok handphone Anda.. Iya, HP yang selalu setia menemani. Ada berapa banyak chatting yang terlalu sayang dihapus? Oh..tidaakk! Hayooo...ngaku aja. Masih lihat di HP, ada berapa banyak gambar disimpan di sana? Hmmm... Gambar screenshoot termasuk juga lho. Sekarang kita bergerak ke email. Ada berapa banyak simpanan email sejak 2 tahun yang lalu? Ups! Ketahuan deh.. Pasti alasannya gini, suatu saat nanti isi email itu diperlukan. Apa benar diperlukan? Lha buktinya sudah 2 tahun nggak ada yang diperlukan tuh? Jadi gimana...?

Saya akhiri sampai di sini dulu, saya tahu Anda sekarang semangat untuk bersih-bersih rumah khan. Daripada dibilang menderita gangguan perilaku menimbun, khan mendingan dibersihkan. Ya nggak? Ssstt... Buat Anda yang tidak punya perilaku menimbun, ini peluang bisnis bagus lho. Bisnis bersih-bersih rumah dan kantor. Mau coba?

Catatan Penting:

Gangguan Menimbun Barang ini tidak berlaku bila perilaku menimbun adalah gejala dari kerusakan otak (brain injury), gangguan mental lainnya, atau kondisi gangguan fisik lainnya.

Semoga bermanfaat.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun