"Woow.. Gedhenya.. Berapa ya ukurannya? Gimana ya rasanya kalau dipegang? Hmmm.. Dan saya akan membayangkan melakukan sesuatu supaya saya nggak penasaran. Mungkin saya akan pura-pura jatuh, trus kesenggol. Bisa jadi khan?"
Saya perhatikan suaminya mulai berubah duduknya. Mulai menegakkan punggung. Diam. Nggak ketawa-ketawa lagi. Saya teruskan role play ini.
Saya lihat pada pahanya. "Mas, lihat saya ya. Perhatikan baik-baik", sambil saya mainkan mata dan berdecak kagum pada pahanya yang mulus itu. Suwer deh, saya ngrasa jadi 'mahluk aneh'.. hiks.. tapi demi memberikan gambaran jelas pada suami istri itu, yaaa.. apa boleh buat. Sesi gila-gilaan kudu berlanjut..
"Tahu nggak apa yang dipikirkan laki-laki lain itu kalau lihat paha ini? Karena celananya sangat pendek, cuman sekitar sejengkal dari sini," saya tunjukkan dengan jari antara batas celana dan bagian tubuh atasnya (saya nggak tega untuk ngomong jelas..malu euy...). Mbaknya menggeleng. Suaminya diam saja.
"Hmm.. kayak apa ya dibalik celana itu? Pakai CD nggak ya? Gimana rasanya 'itunya' kalau dipakai? Masuk akal nggak kalau kemudian laki-laki itu berusaha memegang paha ini?"
Saya melihat ekspresi suami itu berubah. Tampak rasa tidak senang pada wajahnya. Duduknya mulai nggak tenang.
"Eit..nggak boleh marah. Khan tadi katanya mau dipamerin karena bangga? Katanya tadi istri lebih cantik kalau pakai baju seperti ini? Jangan marah dong. Ini khan display bebas..Ya nggak?" Sementara itu, istrinya menutupi bagian tubuhnya dengan mantelnya lagi. Kentara kalau dia mulai salah tingkah. Tapi saya larang. Saya katakan kalau saya belum selesai.
"Ayo Mas, gimana ini. Boleh saya lanjutkan lagi? Saya akan ceritakan tentang fantasi seksual yang mungkin muncul dibenak laki-laki lain itu.." Saya tantang dia. Dia tidak menjawab, tapi sikap tubuhnya menunjukkan kalau dia ingin saya berhenti.
Saya berhenti. Saya lanjutkan dengan diskusi. "Sekarang apa yang Mas mau lakukan?"
"Ya saya ingin menjaga dia, Bu. Tapi kalau nanti dia nggak mau berubah pakaiannya, ya saya tidak bisa melarang", jawabnya lemas.
"Lho gimana toh? Katanya tadi mau jadi imam dalam keluarga, tapi ngambil keputusan yang seperti ini saja nggak bisa. Jangan punya standard ganda gitu. Ayo Mas, gimana sebaiknya penampilan istri?"