Ilustrasi: hanaravibrantliving
Dari sekian puluh (maunya sih bilang ribuan.. tapi kesannya kok saya tua banget.. ) kasus klien yang saya tangani sejak tahun 2000 hingga kini, rata-rata inti masalahnya karena mereka belum bisa melepaskan ikatan emosional dengan peristiwa di masa lalu. Emotional bounding. Sehingga nasihat apapun, tidak mempan. Nasihat seperti "sudah lupakan saja, toh sudah berlalu", atau "jangan menengok ke belakang, hadapi masa depan, lupakan saja", berlalu seperti angin.
Mengapa orang tidak bisa atau susah sekali melupakan peristiwa di masa lalu? Semakin ingin melupakan, peristiwa itu semakin muncul terus menerus. Apalagi bila peristiwanya sangat mencekam, menimbulkan perasaan takut luar biasa, sehingga membuat trauma orang yang mengalaminya. Hal itu karena mereka berusaha keras "menekan" peristiwa itu ke dalam pikiran bawah sadar. Semakin ditekan, maka ingatan akan peristiwa itu akan makin kuat untuk "muncul".
Saya berikan gambaran supaya lebih jelas. Semuanya pasti tahu bola plastik di bawah ini. Bola ini berisi angin. Kalau bocor sedikit, tidak bisa digunakan lagi untuk main sepak bola.
Kalau tekanan itu terus menerus dilakukan dalam waktu kurang lebih 5 menit, apa yang akan terjadi pada lengan si penekan? Ya, Anda benar. Tegang, kaku, dan lelah. Apakah membantu bila menggunakan kedua tangan untuk menekan bola? Mungkin... Tapi tetap saja tekanan hidrostatis dari air di gentong akan memberikan "perlawanan". Pertahankan kondisi menekan bola dengan kedua tangan dalam waktu 15 menit. Bisa? Saya lihat Anda menggelengkan kepala. 'Capek', komentar penonton.
Persis seperti itulah yang terjadi bila seseorang berusaha keras melupakan peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan. Bola plastik adalah perumpamaan untuk perasaan terhadap peristiwa masa lalu yang buruk. Semakin orang itu "kerja keras" melupakannya, maka akan semakin muncul. Terus menerus. Kedua lengan akan makin sakit. Lengan itu menggambarkan kondisi psikis/mental seseorang. Ia akan kelelahan untuk menekan agar peristiwa-peristiwa itu tidak berhamburan keluar dari kesadarannya. Bayangkan kalau "bola plastik" itu berjumlah lebih dari 1? Wah..
Orang yang tanpa henti menekan banyak "bola plastik" dalam kehidupannya, akan menjadi orang yang sulit diajak kerjasama. Ia menjadi sensitif, pemarah, tidak fleksibel, memandang negatif semua hal, merasa senang bila ada orang yang menderita, tidak bisa merasakan kegembiraan orang lain, merasa menjadi korban keadaan, merasa tidak ada yang memahami dirinya, dan sebagainya. Menyedihkan deh. Apakah Anda pernah bertemu orang semacam itu?
Lama kelamaan secara psikis ia akan capek (fatigue). Dengan terpaksa ia melepaskan pegangannya pada bola plastik. Apa yang terjadi? Bola plastik itu mental! Tepat persis mengena pada wajahnya. Akibatnya ia menjadi marah, kecewa, malu, depresif, kehilangan semangat hidup, tidak mampu beraktivitas. Saat itulah biasanya orang mengambil tindakan merusak dirinya, entah mabuk, ngebut di jalan raya, menggunakan narkoba, mengasingkan diri atau juga bunuh diri. Orang yang sadar bahwa dia bermasalah akan mencari pertolongan.
Biasanya mereka memegang "bola plastik" dengan sepenuh jiwa raga, segenap emosi dan seluruh tulang belulang *lebay.com*, kondisi inilah yang membuat mereka tidak mampu move on. Bagaimana bisa bergerak maju dalam hidup ini kalau emosi terhadap peristiwa masa lalu itu masih digenggam erat? Lekatan emosionalnya harus dilepaskan. Dengan ikhlas. Dengan lapang dada. Bola plastiknya bukan ditekan, tapi diangkat, dicubles sedikit agar airnya masuk sehingga tekanan dalam bola sama dengan tekanan air dalam gentong. Maka bola akan tenggelam dengan sendirinya. Angkat dan akui perasaan negatif yang dirasakan ketika mengalami berbagai peristiwa tidak menyenangkan, lalu lepaskan dengan ikhlas. Maka ingatan akan peristiwa itu akan "tenggelam dengan sendirinya".
Bila orang tersebut berhasil melakukan hal itu, maka ia akan merasa terlepas dari beban. Ia menjadi orang bebas. Langkahnya lebih ringan. Senyumnya lebar. Pandangannya terhadap dunia lebih cerah. Seolah-olah ia menjelma menjadi orang baru. Ya, memang sebetulnya ia adalah orang "baru". Kalau dia diminta untuk menceritakan detail peristiwa masa lalu, kemungkinan besar ia tidak akan berminat melakukannya. Ingatannya terhadap peristiwa masa lalu hanya samar-samar. Sebab energi psikisnya sudah dialihkan ke hal lainnya, bukan untuk "holding the past". Menyenangkan khan kalau bisa bebas dari beban?
Selamat Mencoba!
Salam Perubahan!
Â
Sumber Gambar Utama : Memories - Sumber Gambar : - Bola : Bola Plastik - Gentong Air : Gentong Air - Monyet : Monyet - Kartun : Kartun Orang Bebas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H