Anak Menjadi Terbeban
Kalau target 1000 like tidak tercapai, siapa yang merasa bersalah?
Kalau sebelum target 1000 like tercapai, karena tidak ada batasan waktu, lalu si ayah-tercinta itu meninggal dunia sebelum sempat berhenti merokok yang disebabkan karena penyakit akibat merokok, siapa yang akan meratapi dan menyesali diri?
Saya pikir saya tidak perlu menjawab. Karena para pembaca tahu jawabannya. Satu pertanyaan lagi:
Apakah ayah yang semacam itu (pada 2 kasus di atas terutama) sungguh-sungguh sayang pada anaknya?
Apakah Perokok Bisa Sungguh-sungguh Berhenti?
Bisa. Asal memang berniat untuk berhenti. Klien saya membuktikannya. Ia mau dibantu terapi berhenti merokok. Hanya 30 menit keinginannya untuk merokok lenyap. Bahkan mual ketika ia mengambil rokok dan mencium baunya. Terapi berulang beberapa kali untuk memastikan kebiasaannya berhenti. Ternyata bisa. Teman-teman kerjanya tersemangati juga, meski pada awalnya mereka meledek karena tidak percaya perokok semacam dia bisa berhenti. Niat dulu. Lalu berupaya keras membuat komitmen dengan diri sendiri. Cari bantuan bila memang diperlukan. Pasti bisa. Jangan gunakan anak sebagai dalih ketidakberdayaan Anda.
Semoga tulisan singkat ini bisa menggugah para ayah perokok untuk berhenti dengan penuh tanggungjawab.
*) Keterangan Gambar Utama:Â Anak yang Minta Dukungan 1000 Like Agar Ayahnya Berhenti Merokok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H