Memang enak kalau file yang kita simpan itu bisa langsung dipindahkan ke laptop. Pengalaman saya dengan Samsung Tablet 4 ini, tidak bisa langsung. Saya harus download dulu software Kies, barulah file bisa dipindahkan. Kalau memang extension dan software dari Samsung Galaxy Note 5 bisa langsung nyambung dengan laptop, akan banyak pekerjaan jadi lebih mudah. Saya tidak perlu bawa flashdisk kalau mau memberikan kuliah. Menyiapkan materi kuliah bisa di mana saja, lalu materi disambungkan dengan PC di kelas. Simple.
Kameranya juga bagus. Tajam. Resolusinya tinggi. Si mbak SPG nya bikin kaget karena dia yang jepret tombol kamera pas saya lagi lihat menunya. "Bagus khan, Bu?" Eh iya sih.. Wajah saya emang bagus. Untungnya kameranya juga bagus...hiks.. Sekarang ini kebutuhan kamera dan handphone tidak bisa dipisahkan. Saya terbayang betapa lancarnya tugas saya sebagai humas organisasi profesi. Pasti lebih lancar dan menyenangkan.
Seringkali dalam kegiatan organisasi profesi, saya menugaskan diri saya sendiri sebagai tukang potret. Ya, itung-itung menggabungkan hobby dengan dokumentasi kegiatan. Selain memotret acara, saya senang sekali mengambil gambar para peserta. Pose yang unik dan langka adalah incaran saya. Dan itu membutuhkan kecepatan memotret tanpa ketahuan..hahaha... Biasanya saya gunakan kamera digital, namun keburu kepergok karena harus saya nyalakan dulu kameranya. Kalau saya pakai Samsung Galaxy Note 5, pasti banyak momen unik yang bisa saya tangkap. Hmmm...
"Berapa harganya ini, Mbak?" Kata saya sambil megang phablet canggih itu. Memang terasa lebih keren dan percaya diri dengan desain 'kulitnya' yang elegan.
"Ada diskon Bu.. Jadi tinggal sekian juta... "
Pantas saja banyak yang ingin ikut lomba, lha harganya lumayan berat untuk ukuran rupiah saat ini. Tapi memang harganya sepadan dengan fitur yang ditawarkan sih. Plus gaya hidup yang dipermudah.
Sayangnya, brosurnya tidak ada juga. Padahal kata teman saya, "Bawa brosurnya aja udah merasa percaya diri, apalagi bawa handphonenya". Ya sudah. Saya pulang tanpa brosur. Untung masih berasa percaya diri, sekalipun diiringi tatapan sengit mbak SPG. 'Maap ya, Mbak SPG. Saya cuman ingin tahu aja kok, bukan berniat beli beneran...'.
Tulisan ini pun bukan serius mau ikutan lomba dan menang. Lha kalau menang kudu bayar sendiri ke Jakarta, belum lagi akomodasinya. Hadeeeh.... Tulisan ini untuk menanggapi komporannya mbak Avy *nyengir*
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H