Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadapi Orang Baru dengan Sikap Baru

22 Agustus 2015   18:09 Diperbarui: 22 Agustus 2015   18:09 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lanjutkan, "Kalau kamu punya pacar. Trus putus. Karena dia selingkuh. Trus punya pacar lagi. Gimana sikapmu terhadap pacar baru? Curiga melulu? Supaya nggak dikhianati? Pasti ribut. Bertengkar terus.. Ya khan?" Rupanya contoh pacar itu lebih mengena bagi mereka untuk memahami :

"Hadapi orang baru dengan sikap baru. Lihat realita, lalu tentukan sikap terhadapnya".

 

****

Menurut Sigmund Freud, seorang Bapak Psikoanalisa, hampir seluruh perilaku manusia ditentukan oleh alam bawah sadarnya. Apa yang mereka alami di masa lalu, akan menentukan perilakunya di masa kini. Freud memberikan contoh ekstrim yaitu anak seorang penjahat akan menjadi penjahat juga di kemudian hari.

Pandangan Freud benar dalam satu sisi. Pandangan itu mengandaikan manusia tidak memiliki kesadaran akan perilakunya. Bahwa manusia tidak mempu mengendalikan dirinya. Ia menjadi objek dari masa lalu. Namun bila manusia yang bersangkutan memiliki kesadaran diri, mampu menarik makna dari tiap peristiwa hidupnya, dan "bangun" maka dia akan berperan sebagai subjek atas hidupnya. Pandangan positif ini dikemukakan oleh aliran psikologi humanistik yang dipelopori oleh Abraham Maslow.

Pengalaman para mahasiswa saya di atas seringkali dialami oleh individu lainnya. Mereka tidak bisa membedakan mana masa lalu dan masa kini. Sikap mereka sama terhadap apa saja yang terjadi, padahal setiap hari selalu menawarkan hal baru. Entah itu pengalaman positif atau negatif, entah kesulitan, entah kegembiraan. Mereka ini menghadapi orang-orang baru, lingkungan kerja baru, tetangga baru, pemimpin baru dengan sikap lama. Ufff... betapa tidak menyenangkannya!

Apa sih Contohnya Menghadapi Orang Baru dengan Sikap Lama?

Sebelumnya saya ingin tanya dulu. Apakah pembaca pernah mengenal orang yang pemarah? Saking terkenalnya (pemarahnya itu..) orang jadi takut berelasi dengan dirinya. Ada ya?

 

Oya, apakah Anda tahu juga orang yang kalau marah senangnya mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu? Heran nggak, kalau orang itu bisa ingat setiap detil kesalahan orang lain lalu mengungkapkan bak peluru?

Ada lagi.. Pernah kenal orang yang membanding-bandingkan antara satu orang dengan orang lainnya? Kakak dibandingkan dengan adiknya, istri dibandingkan dengan ibunya, suami dibandingkan dengan mantan pacarnya, pegawai baru dibandingkan dengan pegawai lama yang sudah keluar, atasan baru dibandingkan dengan atasan lama, dan sebagainya. Kenal orang seperti itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun