Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Kesepian? Muncul Tokoh Super

24 Juli 2015   19:22 Diperbarui: 24 Juli 2015   20:19 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paradigma seperti ini tidak akan muncul ke permukaan segera setelah mereka menonton film itu, namun akan tampak dalam cara mereka mengambil keputusan dan bersikap terhadap masalah.. Kapan? Entah. Tiap anak berbeda-beda. Orangtua bisa mengantisipasi dengan cara :

  • Mendampingi anak ketika menonton film. Bukan hanya duduk berdampingan, tapi mengajaknya berbincang tentang film itu. Ya.. tentu bukan saat nonton, karena anak akan terganggu dan situasi berubah menjadi pertengkaran.
  • Mengajak anak berkomunikasi tentang dirinya sesering mungkin. Banyak hal positif yang akan diperoleh orangtua. Percayalah!
  • Mengalihkan atau membatasi jenis film yang ditonton anak. Biarkan anak menangis, protes, dan sebagainya. Mereka hanya tahu cara itu untuk mengatakan tidak setuju, tapi yang mereka tidak tahu adalah efek negatif dari film itu terhadap dirinya.

Makin ke sini makin banyak tantangan sebagai orangtua. Benar khan? Namun saya yakin dengan keinginan untuk terus belajar menjadi orangtua, Anda akan menjalani proses pendidikan anak dengan hati gembira.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Ilustrasi: eventkeeper

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun