Menurut KBBI, Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak dipakai lagi. Sedangkan menurut UU Nomer 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah, yang dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari menusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Saat ini Indonesia merupakan penghasil sampah terbesar ketiga di dunia. Jumlah timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 66 juta ton/tahun. Komposisi sampah di Indonesia berupa sampah organik sebesar 57%, sampah plastik sebesar 16%, sampah kertas 10%, serta lainnya seperti logam, kain,tekstil, karet kulit, kaca 17%. Rata-rata presentase sampah terolah dengan cara pengomposan di Indonesia sebesar 16,2%, sekitar 11 juta ton/tahun. Ini terdapat 82% sampah belum terkelola. Salah satu jenis sampah yang paling sulit terurai adalah sampah plastik yang mencapai 400 tahun. Total timbulan sampah plastik 16% dari total timbulan sampah nasional. Trend timbulan sampah plastik dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, terutama di daerah perkotaan mulai dari 11% di tahun 2005 menjadi 15% di tahun 2015. Sebanyak 9,85 miliyar lembar per tahun dihasilkan yang bersumber dari hanya 90 gerai ritel se Indonesia (Ditjen PSLB3). Berdasarkan data Jambeck et al tahun 2015, disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah plastik dilaut sebesar 1,29 juta ton/tahun.
 Kurangnya kesadaran masyarakat akan pengolahan sampah plastik, hal itu menyebabkan populasi sampah di Indonesia lambat laun semakin meningkat. Maka, salah satu upaya untuk menanggulangi sampah di Indonesia dengan cara mendaur ulang sampah menjadi sebuah karya ecobrick. Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa inggris, yaitu "ecology" dan "brick". Di mana ecology menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya) sedangkan brick artinya bata, maka ecobrick atau ekobrik dapat didefinisikan sebagai bata yang ramah lingkungan. Fungsi ecobrick itu sendiri bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya. Namun, tujuan dari ecobrick itu sendiri adalah untuk mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulang dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Contoh produk kerajinannya sepeti, pembuatan meja, kursi, dinding non permanent dan barang kerajinan lannya.
Berikut proses pembuatan ecobrick:
1.Pengumpulan sampah plastic dan botol sekali pakai dengan jumlah banyak
2.Pemilahana lalu cici bersih sampah plastic dan botol, kemudian keringkan
3.Setelah sampah plastik kering, potong kecil -- kecil menggunakan gunting
4.Masukkan potongan sampah plastik tersebut ke dalam botol plastic
5.Dorong dan padatkan menggunakan tongkat kayu atau bambu yang sudah disiapkan
6.Setelah botol benar -- benar padat terisi sampah plastik, tutup dengan penutupnya
7.Timbang setiap ecobrick untuk memastikan beratnya mencapai standart
8.Simpan ecobrick yang sudah jadi di tempat yang teduh untuk menghindari paparan sinar matahari secara langsung
9.Susun ecobrickyang sudah selesai dibuat untuk digunakan dalam pembuatan kerajinan yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H