TUGAS 1.1.a.8 : KONEKSI ANTAR MATERI – KESIMPULAN DAN REFLEKSI
PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA MODUL 1.1
Â
Asalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrohmanirrohiim
Salam Guru Penggerak. Perkenalkan nama saya Mukhammad Nafsur Rokhman, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari SMA Maarif NU Pandaan Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah artikel yang bertujuan untuk melengkapi tugas modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1. Perlu diketahui Modul 1.1 ini membahas tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hajar Dewantara.
Sebagaimana kita Ketahui bahwa Ki Hajar Dewantara (KHD) adalah Bapak Pendidikan Indonesia yang terlahir pada tanggal 2 Mei. Dan setiap tanggal tersebut kita memperingatinya sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara (KHD) dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena pemikiran-pemikiran beliau yang sungguh luar biasa mengenai bagaimana kita seharusnya mengajarkan pendidikan kepada peserta didik. Sudah kita ketahui bahwa semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani adalah buah pemikiran dari Ki Hajar Dewantara
Menurut KHD ada 3 prinsip untuk melakukan perubahan atau sering disebut 3 asas Trikon, diantaranya yaitu: Kontinuitas, konvergensi, dan konsentris. Kontinuitas maksudnya adalah ketika belajar kita harus berkelanjutan. Kita tidak boleh melupakan budaya dan sejarah dalam melakukan perubahan. Konvergensi maksudnya adalah pendidikan harus memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan kita. Dan yang terakhir adalah konsentris maksudnya adalah pendidikan harus menghargai keberagaman dan memerdekakan pembelajar. Jadi jelas sekali terlihat bahwa pendidikan itu memerdekakan.
Tujuan pendidikan utama yang digagas Ki Hajar Dewantara adalah bagaimana pendidikan mampu membuat anak memiliki budi pekerti yang baik. ‘Budi pekerti’ atau ‘watak’ diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia. Orang yang mempunyai kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan dan merasakan serta memakai ukuran, timbangan dan dasar-dasar yang pasti dan tetap. Watak atau budi pekerti bersifat tetap dan pasti pada setiap manusia, sehingga kita dapat dengan mudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya. Budi pekerti, watak, atau karakter merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Melalui pendidikan, saya dan kita semua berharap bahwa anak-anak murid kita nantinya bisa bertumbuh menjadi sebaik-baiknya manusia yang memiliki adab dan berbudi pekerti yang baik.
Â
beberapa hal yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD adalah sebagai berikut