Mohon tunggu...
Nurul Fathimah
Nurul Fathimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kesehatan Masyarakat

Saya sedang belajar mengenai ilmu kesehatan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Policy Brief Menjadi Media Advokasi Intervensi Wasting di Sekolah

2 November 2024   19:34 Diperbarui: 2 November 2024   21:12 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Dokumen Pribadi

Pada Jum'at, 11 Oktober 2024, Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) MBKM SKM Penggerak Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang melakukan Praktik Kerja Lapangan di lokus sekolah yakni di SDN Tanjung Mas, Kota Semarang. Intervensi yang dilakukan terkait pencegahan wasting melalui advokasi dalam bentuk policy brief kepada Kepala Sekolah SDN Tanjung Mas.

Pada masa anak berada di bangku Sekolah Dasar, mereka sangat rentan terhadap permasalahan kesehatan salah satunya yaitu kecukupan gizi. Apabila anak-anak kekurangan asupan gizi maka berpotensi menderita wasting. Wasting merupakan kondisi dimana berat badan anak tidak sesuai dengan tinggi badannya dan kondisi lingkar lengan atasnya kecil. Wasting dapat disebabkan oleh penyebab secara langsung (asupan nutrisi makanan) dan penyebab tidak langsung (pola asuh, kondisi sosio-ekonomi, kesehatan lingkungan dan kesehatan anaknya.

SDN Tanjung Mas memiliki program membawa bekal sehat pada minggu ke 4 setiap bulannya. Membawa bekal sehat ke sekolah dapat meminimalisir makanan yang tidak sehat yang dikonsumsi anak-anak selama di sekolah. Bekal yang sehat dapat meningkatkan konsentrasi anak ketika belajar, memenuhi kebutuhan asupan nutrisi anak, membantu pertumbuhan fisik yang optimal serta menjaga imunitas anak. Namun, bekal yang sehat dapat diperoleh jika kondisi finansialnya tercukupi. Rata-rata ekonomi masyarakat di Kelurahan tersebut menengah ke bawah sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari masih menjadi kendala tersendiri.

Oleh karena itu, perlu dilakukan kerja sama multisektor baik dengan stakeholder maupun Puskesmas agar program ini dapat terus berjalan dan masyarakat dapat bertahan hidup. Pemerintah dapat mengambil peran untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cara memberikan subsidi bahan makanan bergizi bagi masyarakat yang tergolong miskin. Kemudian memberdayakan para orang tua atau masyarakat agar dapat memanfaatkan hasil bumi disekitarnya sehingga dapat membantu meningkatkan taraf kehidupan mereka. Ketika masyarakatnya sudah diberdayakan, maka frekuensi membawa bekal sehat dapat ditingkatkan dan edukasi terkait makanan bergizi dan gizi seimbang dapat terus dilanjutkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun