Setelah mempelajari tentang "Pendidikan Inklusi" aku sangat percaya bahwa Allah SWT itu tidak pernah gagal dalam menciptakan makhluknya dengan berbagai macam keunikan, kemampuan, dan kelebihannya.
Banyak sekali diluar sana anak yang memiliki kebutuhan khusus, mereka jauh lebih berprestasi. Kok bisa?Â
Itu semua tak lain hanyalah atas izin Allah sehingga masih banyak para pendidik yang terpanggil untuk membuka layanan pendidikan inklusi.Â
Jika di setiap sekolah menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus, maka saat itulah mereka membuka peluang besar untuk mengembangkan prestasi, bakat, kemampuan, serta keunikan mereka tentunya dengan layanan yang inklusif.
Contohnya, ketika ada siswa penyandang tunarungu, jika dari pihak sekolah menerima, kemudian memfasilitasi dengan fasilitas yang khusus, juga dilayani dengan layanan yang khusus, maka bakat anak itu akan berkembang dan mereka akan mampu berprestasi. Misalnya siswa ABK itu memiliki minat dalam lukis-melukis, jika dikembangkan dengan layanan dan fasilitas yang yang khusus, maka bisa saja kelak menjadi seorang pelukis.
Kalau anak ABK saja bisa menjadi pelukis, lalu bagaimana dengan anak yang normal? Tentunya dalam mengembangkan bakat serta prestasinya akan lebih mudah bukan?
Tetapi tidak semudah itu...
Setiap anak memiliki kemampuan dan kelebihan yang berbeda-beda. Ada anak ABK yang secara fisik tidak bisa melihat tetapi pada kemampuan mendengaranya dia sangat baik sehingga prestasi hasil belajarnya baik. Ada juga anak yang secara fisik tidak ada cacat tetapi dalam menangkap informasi pembelajaran terutama di kelas dia sangat lambat (kesulitan belajar).Â
Nah oleh karena itu, dengan kecacatan-kecacatan yang ada, pendidikan inklusi berfungsi mewadahi itu semua.
Kelainan-kelainan seperti itu memang membutuhkan sebuah bimbingan dan layanan secara tepat dan konsisten.Â
Bukan menginginkan sebuah kesembuhan, tetapi pelayanan. Karena sejatinya, adanya kecacatan adalah bukan keinginan mereka, tetapi kehendak sang pencipta yaitu Allah SWT, Dia lebih tau mana yang terbaik untuk hamba-hambanya.
Kemudian, Hallahan, dkk (2009); Freind (2005) menyatakan bahwa anak yang mengalami kelainan disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini, antara lain:
1.Faktor Neurologi
Faktor Neurologi merupakan ketidakfungsian pada sistem syaraf pusat, sementara Freind, (2005) menyatakan ukuran otak anak ADHD terlihat kecil dengan aktifitas metabolik yang sedikit.
2.Faktor Genetik
Faktor genetik diduga menjadi bagian dari penyebab gangguan pada anak berkebutuhan khusus. seperti pada gangguan kesulitan belajar (Learning disability) diketahui merupakan gangguan yang sifatnya herediter. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 35- 45% dari individu yang mengalami kesulitan belajar memiliki orang tua dan saudara yang Kesulitan belajar pula.
3.Faktor Teratogenic
Adanya kerusakan perkembangan pada janin dimana faktor perantara yang dapat menyebabkan cacat atau kerusakan dalam perkembangan janin seperti Fetal Alcholol Syndrome (FAS ) yaitu suatu kondisi dimana bayi lahir dengan berat badan kurang, kemunduran intelektual, dan ketidaksempurnaan bentuk fisik yang merupakan penyebab utama dari kesulitan intelektual, toxin: yaitu keracunan timah yang merupakan faktor yang menyebabkan kesalahan pembentukan (malformation) pada perkembangan fetus pada wanita hamil (Hallahan, 2009).
4.Faktor Medis
Faktor medis biasanya disebabkan karena kelahiran  prematur  dan komplikasi pada saat lahir, rendahnya berat badan (Hallahan, 2009), dan kekurangan oksigen pada saat proses kelahiran (Freind, 2005) menempatkan anak dalam resiko disfungsi neurology dan pediatric AIDS yang menyebabkan kerusakan syaraf.
5.Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal berasal dari dalam diri atau karena adanya gangguan dalam diri anak berupa anak lambat belajar, berkesulitan belajar, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan emosi dan perilaku, gangguan fisik dan motorik, gangguan intelektual, gangguan autistik, berkelainan majemuk dan berbakat. Sementara faktor eksternal yaitu faktor diluar diri anak. Faktor itu bisa karena latar belakang keluarga, bencana alam, narkotik dan obat-obat terlarang, terisolir dll.
Contoh ketika siswa ABK berasal dari latar belakang keluarga yang kurang sehingga penghasilan pun juga rendah. Maka layananan apa yang akan didapatkan oleh ABK? Mereka kurang mendapatkan layanan yang khusus, layanan pendidikan yang harus membutuhkan biaya, jaminan kesehatan yang kurang memadai, dan lain-lain. sehingga yang terjadi adalah kesulitan belajar atau kelainan lainnya.
Perlu adanya pemerataan kebijakan mengenai layanan dan kebutuhan yang harus didapatkan ABK kurang mampu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H