Orang tua lebih suka anaknya bermain apapun kecuali tidak dengan gadget. Tapi lucunya lagi biasanya juga tidak membolehkan kedua-duanya. Serba salah ya..
"Main terossss....Belajar sana lho dek biar pinter".
Kebanyakan dari mereka masih beranggapan kalau bermain itu tidak ada manfaatnya tapi hanya untuk bersenang-senang saja sehingga membuat anak kecapekan dan malas untuk belajar.Â
Dan kebanyakan orang tua lebih suka anaknya duduk manis didepan meja belajar menghadap buku. Padahal, ketika anak tidak dibolehkan bermain dan dipaksa untuk belajar maka jiwa anak tidak merasa bahagia melainkan akan menjadi tekanan dan pikirannya tidak fokus dengan yang sedang dipelajarinya.
Perlu diketahui, yang diutamakan pada perkembangan anak yaitu anak bahagia dahulu kemudian baru pada proses belajarnya. Karena ketika anak jiwanya bahagia, maka proses informasi lebih mudah masuk. Informasi itu tidak melulu dengan kegiatan formal seperti di sekolah dan TPQ saja, melainkan banyak tempat dan kondisi (di manapun, kapanpun, dan dengan siapapun) termasuk ketika sedang bermain.Â
Bermain adalah kebutuhan mutlak bagi anak. Didalam bermain, anak mampu mengembangkan berbagai aspek perkembangan melalui kreativitas, mampu memecahkan masalah, mencoba hal-hal baru, melatih konsentrasi, dan belajar berkolaborasi secara aktif dengan orang lain atau teman sebayanya.
Pada kondisi pandemi seperti ini, orang tua banyak menghabiskan waktu dirumah bersama anaknya. Sangat cocok sekali ketika dijadikan momen untuk mengasah bakat dan kreatifitas anak. Diantara permainan itu adalah :
1. Bermain Masak Masakan
2. Melukis /Menggambar Tanaman
3. Menghias kartu
4. Bermain balok dan puzzle
5. Bermain playdough, dan masih banyak lagi.
Di sini orang tua sangat berperan aktif dalam mendampingi anaknya bermain termasuk memperhatikan kalau permainan tersebut sesuai atau tidak dengan kemampuan anak, kegiatan yang akan dilakukan serta alat dan bahannya dapat disesuaikan dengan lingkungan rumah masing - masing, melakukan berulang kali suatu cara bermain sehingga anak lebih terampil tanpa ada paksaan, tidak memaksakan anak apabila anak tidak berminat untuk bermain, dan yang terakhir yaitu membebaskan anak untuk selalu menjelajahi, menemukan, dan mempelajari sesuatu berdasarkan apa yang anak ingin ketahui.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H