1 Hari 1000 Pertanyaan
Istilah "1 hari 1000 pertanyaan" digunakan penulis untuk menyatakan bahwasannya ketika anak balita berusia di bawah 5 tahun, setiap menitnya melontarkan pertanyaan. Â Yang mana jika dihitung, dalam satu harinya terdapat kurang lebih 1000 pertanyaan. Terlihat ketika setiap waktu anak bertanya baik kepada orang tua, guru, maupun dengan teman sebayanya sendiri.Â
Terkadang pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal. Meskipun begitu jangan sesekali bosan menjawab pertanyaan anak. Contohnya, ketika anak diajak untuk melaksanakan sholat. Sebelumnya orang tua memberi penjelasan bahwa Allah sayang dengan kita apabila kita melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan tidak melaksanakan apa yang dilarang oleh Allah.Â
Nanti anak akan bertanya, "Allah itu siapa sih Ma, Allah itu sekarang di mana sih Ma, Kenapa Allah menyuruh kita untuk sholat sih Ma?"
Pasti kita sebagai orang tua bakal geleng-geleng kepala ketika anak bertanya mengenai sesuatu yang istilah Jawanya disebut dengan nyleneh.Â
Eitss... Jangan sampai orang tua berkata tidak tahu ataupun mengabaikan pertanyaan anak misalnya,"ibu tidak tahu nak" atau "halah kalau pun ibu jelaskan, kamu tidak bakal mengerti nak".Â
Hal tersebut  sebenarnya malah akan membuat anak tidak mau bertanya lagi dan membuat mental anak menjadi down. Selain itu, juga akan membuat pengetahuan anak menjadi terbatas.Â
Sebaliknya, apabila orang tua meresponnya dengan baik. Misalnya orang tua menjawabnya dengan "Allah itu ada dalam hati kita nak, Allah ada tapi tidak terlihat, tetapi ada malaikat yang menjaga kita, setiap apapun yang kita lakukan pasti dilihat oleh Allah kemudian malaikat yang mencatat perbuatan kita tersebut".Â
Intinya kita sebagai pendidik harus meyakinkan kepada anak karena adanya tuhan yang tidak kasat mata. Mengurangi penjelasan secara verbal yang begitu melebar, menjadikan penjelasan tidak fokus lagi pada pembahasan. Alangkah baiknya penjelasan kepada anak usia dini seharusnya singkat, jelas, dan fokus.Â
Dengan demikian, anak akan lebih cepat paham. Kemudian, ketika pertanyaan dijawab dengan baik, maka anak akan lebih suka untuk bertanya yang mana membuat anak lebih berani untuk berpikir imajinatif, berwawasan luas, dan merasa dirinya dihargai.Â
Nah, dari sini sudah terlihat kan bagaimana ketika anak bertanya, sebenarnya anak menggali informasi pada dirinya sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya sehingga anak mulai berpikir. Selain itu, ketika anak mulai berpikir, anak akan mengekspresikannya dalam bentuk perkataan atau perbuatan.Â
Perlu diketahui, anak yang berbahasa apabila struktur kognitifnya baik. kasus seperti inilah yang kemudian  disebut dengan perkembangan kognitif pada anak usia dini.
Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan perkembangan kognitif pada anak usia dini? Menurut teori  kognitif dan perkembangannya dari Jean Peaget, bahwa tahapan sensori motorik dan praoprasional, yaitu periode pada saat anak mengoprasionalkan mental secara logis. Mempunyai peranan penting bagi keberhasilan belajar anak, karena sebagian besar aktivitas belajar selalu berhubungan dengan mengingat dan berpikir.Â
Apabila diartikan secara harfiah, kognitif sendiri artinya kecerdasan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan disini diartikan sebagai kecepatan yang dimiliki anak untuk dapat menangkap sesuatu dari luar melalui proses perolehan, penyimpanan, pengambilan, dan penggunaan pengetahuan.
Selanjutnya, kemampuan berpikir manusia meliputi apa saja???Â
1. Mencari informasi
Semua pertanyaan akan mengarah pada pencarian informasi. Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa perolehan informasi dapat dilakukan melalui dirinya sendiri atau dari lingkungan sekitarnya.Â
Informasi dari diri sendiri bisa dilakukan dengan mengingat hal-hal yang telah lalu. Kalau informasi dari lingkungan, bisa melalui orang disekitar kita seperti orang tua dan guru. Anak dapat menanyakan sesuatu yang tidak diketahuinya dengan bertanya. Dengan begitu, pengetahuan akan semakin bertambah luas.
2. Mencocokkan informasi
Membandingkannya dengan informasi yang baru, agar mendapatkannya dengan yang lebih lebih akurat dan terpercaya.
3. Imageri
Hal-hal yang sudah ada kemudian diungkapkan kembali. Contohnya, ketika menceritakan gambaran kondisi rumah, rute jalan dll. Yang mana rumah dan rute jalan adalah sesuatu yang sudah ada kemudian diceritakan dengan sebenarnya. Imageri berbeda dengan imajinasi.
4. Imajinasi
Apabila imageri berhubungan dengan hal-hal yang sudah ada, maka imajinasi adalah berpikir tentang hal-hal yang belum tentu kita lakukan atau biasa kita menyebutnya dengan angan-angan. peristiwa yang sering kita temui pada anak usia dini yang sedang bermain peran.Â
Di sana mereka pura-pura membentuk sebuah keluarga, ada yang jadi ibu, bapak, maupun anak. Imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir pada kenyataan kehidupan sehari-hari sesuai pengalaman dan khayalannya.
5. Berbahasa
Ada pendapat yang mengatakan bahwa bahasa membawa perilaku. Itu benar, contohnya ketika anak dari Jawa yang dari kecil sudah dibiasakan berbahasa jawa krama halus, maka perilakunya pun akan terbawa halus juga. Tidak mungkin ketika seorang mengatakan "ngapunten, matur nuwun" Â diiringi dengan perilaku yang kasar.
6. Decition Making
Artinya proses pemikiran degan membuat keputusan diantara dua pilihan agar mendapatkan hasil atau solusi. Ketika orang tua terlalu takut atas keputusan yang dibuat oleh anaknya, maka hal ini akan membuat anak tidak semakin berkembang. Alhasil ketika dewasa dan dihadapkan dengan suatu pilihan yang mengharuskan anak untuk mengambil keputusan, anak akan bergantung terus dengan apa yang diputuskan oleh orang tuanya.
Nah, begitu pentingnya perkembangan kognitif khusunya pada anak usa dini. Yang mana kognitif merupakan cara berpikir yang hasilnya diungkapkan dengan bentuk perkataan atau pun  perilaku.Â
Dengan cara berpikir yang baik, pastinya perilaku yang dilakukannya  juga akan baik pula. Lebih baik lagi apabila diiringi dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan yang dapat menjadikan anak dekat dengan penciptanya. Semoga bermanfaat, salam manis dari aku si cewek manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H