Mohon tunggu...
Nafis Hadi Purnama
Nafis Hadi Purnama Mohon Tunggu... Lainnya - Dunia haknya anak muda

Tuhan menciptakan dunia untuk anak muda ~ School in Ma'had Darul Arqam Muhammadiyah Garut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Warganet yang Beramai-ramai Memberikan Ujaran Kebencian kepada Denise Chaeriesta, Seorang Tiktoker Kontoversial

9 Juli 2022   20:56 Diperbarui: 9 Juli 2022   21:07 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Denise Chariesta, namanya pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Tiktoker kontroversional yang panjat sosial melalui media sosial. Dimulai dari keviralan video-nya yang mencemooh masyarakat, khususnya mereka yang tidak menggunakan Iphone maupun tidak nongkrong di tempat yang tergolong mewah. Meninggikan diri dan merendahkan orang lain, menciptakan amarah di batin.

Hal ini tentu saja membuat warganet geram dan melontarkan berbagai ujaran kebencian padanya. Didukung dengan kebebasan berpendapat, Denise Chariesta memanen banyak sekali hate speech. 

Bagaimanapun juga, perilakunya yang mengundang murka ini memang tidak dapat dibenarkan. Bahkan tak sedikit artis yang turut menyindirnya di media sosial.

Setiap orang memiliki kebebasan untuk berpendapat, dan kita tidak bisa menghentikan hak manusia untuk mengeluarkan pendapatnya akan suatu hal. Setiap ujaran yang ditujukan juga seringkali memiliki tujuan tertentu meski caranya cenderung keras. Mungkin inilah tujuan netizen, tapi tidak banyak yang malah mengeluarkan hujatan untuk kesenangan pribadi. Kebahagiaan merundung lewat ketikan.

Sayangnya bukan hanya perilakunya yang ditegur, kerap netizen juga menghina cara bicara Denise Chariesta yang cadel. Tidak dapat dibenarkan, tetapi ini malah menjadi salah satu ciri khas wanita tersebut. 

Namun, ujaran kebencian tidak dapat dibenarkan di segi manapun, karena ini merupakan salah satu tindakan perundungan secara tidak langsung. 

Hal ini bisa bisa merusak mental korban, entah itu depresi sampai dengan bunuh diri.

Walau ujaran kebencian tidak dapat didukung di segi apapun karena mampu merusak mental korban, agaknya ini malah memberi dampak positif bagi Denise. Bagaimana tidak? di masa pandemi ini, banyak kondisi ekonomi orang yang merosot. Begitu pula yang dialami oleh bisnis rangkaian bunga Denise Chariesta yang semula sepi, dagangannya mulai ramai kembali begitu munculnya kontroversi. 

Seperti yang dituliskan di hops.id, Denise mengaku sudah membuat konten positif berupa olahraga, namun nampaknya netizen tidak tertarik sama sekali. Ia benar-benar sengaja berperilaku demikian untuk mendapat perhatian massa.

Bisa disebut, apa yang ia lakukan ini hanya bentuk hiburan semata. Hiburan negatif memang, namun kegencaran netizen memberi komentar jahat tentunya juga memberi rasa puas pada warganet sendiri, bukan?

Denise Chariesta membuat kontroversi dan masalah dengan artis ternama. Katanya, hal ini sangat menguntungkan baginya karena dagangannya menjadi laris manis, nama yang melejit bahkan sampai diundang di acara televisi. Ia bahkan menawarkan Ashanty untuk melakukan hal serupa.

Jadi, hate speech tetap tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Kita harus menggunakan hak berpendapat kita dengan bijak agar tidak menjadi pedang bagi orang lain. 

Meski mungkin ada yang mendapat keuntungan dari hate speech yang diterimanya, tetap saja perbuatan ini salah, tidak ada bedanya dengan oknum yang mencemooh orang lain.

Sebaiknya selain kritik pedas untuk menyadarkan, warga Indoesia juga harus memberi dukungan atau dorongan agar oknum bisa berubah dan berkarya di ranah yang positif. Dengan dukungan tersebut, maka sudah menjadi hal yang pasti akan lahir satu tiktoker yang mempunyai pengaruh baik terhadap warga Indonesia. Dan sang tiktoker juga tidak perlu mendapat ujaran kebencian karena kontennya yang benar.

Selain itu, dengan ada hujatan dari para netizen, membuat orang-orang kembali berpikir bila ingin membuat konten. Karena jika tidak memiliki mental yang kuat, sangat memungkinkan akan berdampak besar pada kesehatan mental. Tidak semua orang memiliki mental baja.

Tulisan ini disusun oleh:
1. Yemima Wan Anugrah Chrisada
2. Nafis Hadi Purnama
3. Cahaya Marisa Nabilla
4. Marcella Tri Diaz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun