Pelaksanaan: Siswa dapat mengakses materi, berdiskusi dalam forum, dan mengikuti pembelajaran langsung melalui konferensi video. Sistem ini mendorong kolaborasi antara siswa dan guru.
Interaksi dan Pendampingan: Guru memantau kemajuan siswa menggunakan fitur pelacakan di platform. Siswa yang mengalami kesulitan dapat meminta bantuan melalui pesan atau forum diskusi.
Evaluasi dan Umpan Balik: Guru dan siswa merefleksi proses pembelajaran untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Hasil evaluasi digunakan untuk memperbarui strategi pembelajaran.
Perubahan Budaya Belajar
E-learning mengubah budaya belajar dari sistem tradisional yang bergantung pada guru menjadi sistem yang lebih mandiri. Siswa dituntut untuk aktif mencari informasi dan mengembangkan keterampilan belajar mandiri. Sistem ini juga mendorong guru untuk menjadi fasilitator yang mendukung siswa dalam memahami materi.
Menurut Sallisba (2004), terdapat empat komponen penting dalam membangun budaya e-learning:
- Fasilitas yang memadai.
- Kemampuan siswa untuk belajar mandiri.
- Dukungan fasilitas di sekolah.
- Sistem pembelajaran jarak jauh yang efektif.
Tantangan dalam E-Learning
Meskipun memiliki banyak manfaat, e-learning menghadapi sejumlah tantangan, seperti:
Kendala Teknologi: Akses internet yang tidak merata di daerah terpencil menjadi hambatan utama. Selain itu, banyak siswa yang tidak memiliki perangkat elektronik yang memadai untuk mengikuti pembelajaran.
Kesiapan SDM: Literasi digital siswa dan guru masih rendah, sehingga kesulitan dalam mengoperasikan platform e-learning. Guru juga sering kali kurang terbiasa dengan integrasi teknologi dalam pembelajaran.
Keterbatasan Interaksi Sosial: Pembelajaran jarak jauh mengurangi interaksi langsung antara siswa dan guru. Hal ini dapat menurunkan motivasi belajar dan menghambat pemberian umpan balik yang efektif.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!