Mohon tunggu...
Nafisatun Niami
Nafisatun Niami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hubungan Teori Broca dan Wernicke dengan Bahasa

3 Maret 2021   00:45 Diperbarui: 3 Maret 2021   01:41 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otak Kanan dan Kiri

Salah satu organ tubuh manusia, terdapat bagian yang berfungsi mengendalikan semua gerak dan fungsi tubuh, termasuk berbahasa, yaitu otak. Tapi dibagian manakah secara tepat letak bahasa tersebut di dalam otak ?

Secara garis besar, sistem otak manusia dapat dibagi menjadi tiga, yakni (1) otak besar (sereberum), (2) otak kecil (serebellum), (3) batang otak. Bagian otak yang paling penting dalam kegiatan berbahasa adalah otak besar. 

Bagian pada otak besar yang terlibat langsung dalam pemprosesan bahasa adalah korteks serebral. Korteks selebral adalah bagian yang tampak seperti gumpalan-gumpalan berwarna putih dan merupakan bagian terbesar dalam sistem otak manusia. Bagian ini mengatur atau mengelola proses kognitif pada manusia, dan salah satunya tentu saja adalah bahasa.

Korteks serebral terdiri atas dua bagian, yakni belahan otak kiri (hemisfer kiri) dan belahan otak kanan (hemisfer kanan). Hemisfer kanan mengontrol pemprosesan informasi spasial dan visual (melihat, memperkirakan, atau memahami ruang atau benda secara tiga dimensi). Sementara hemisfer kiri mengontrol kegiatan berbahasa dan proses kognitif yang lain.

Mengapa hemisfer kiri dianggap cukup dominan dalam proses berbahasa?

Penemu pertama pusat bahasa di hemisfer kiri otak ini ialah Carl Wernicke, seorang dokter Jerman, pada tahun 1874 menemukan kerusakan pada lobus temporal kiri ( yang sekarang disebut Wernicke’s Area = Medan Wernicke) yang mengakibatkan gangguan dalam memahami ujaran yang disampaikan orang lain.

Pada tahun 1861 Paul Broca, seorang ahli bedah otak Perancis, memulai pengkajian hubungan afasia dengan otak. Broca meneliti kemampuan berbahasa pasien-pasien yang menderita himiflegia sisi kanan badan dengan cara mengautopsi otak pasien ini. Sebelum pasien-pasien ini meninggal Broca menemukan mereka tidak dapat berbicara tetapi memahami ucapan orang lain. Setelah diatopsi Broca menemukan keretakan syaraf otak dibagian belakang lobus depan kiri (left frontal lobe) yang disebut ” Broca’s Area” = Medan Broca. Jadi, Brocalah yang pertama kali membuktikan, bahwa afasia berhubungan dengan keretakan otak yang spesifik dan juga menunjukkan bahwa keretakan-keretakan ini terjadi di hemisfer kiri otak untuk memproduksi bahasa. Broca membuktikan, bahwa terdapat lokalisasi khusus di hesmifer kiri otak untuk memproduksi bahasa.(Simanjuntak, 2009 : 192).

Dari penemuan-penemuan para ahli kepada orang yang mengalami kerusakan bagian hemisfer kiri pada otaknya yang menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan dalam berbahasa dapatlah disimpulkan bahwa bahasa berada disebelah kiri belahan otak.

Broca mengajukan tiga rumusan mengenai hubungan otak dengan bahasa: 1) artikulasi bahasa diproses di konvolusi depan ke tiga hemisfer kiri otak, 2) terdapat dominasi hemisfer kiri dalam artikulasi bahasa ; 3) memahami bahasa merupakan tugas kognitif yang berlainan dari memproduksi bahasa. (Simanjuntak, 2009 : 192).

Rumusan Broca ini telah dikaitkan oleh Wernieke kepada bagian-bagian otak di hemisfer kiri. Wernieke menemukan, bahwa medan Broca dan medan wernicke dihubungkan oleh sebuah lajur syaraf yang besar yang disebut busur fasikulus. Dengan penemuan ini Wernieke melahirkan sebuah model bahasa yaitu : pemrosesan bahasa terjadi di beberapa bagian otak dan membuat prediksi yang benar, bahwa kerusakan  pada fasikulus busur membuat pasien tidak dapat mengulangi ujaran-ujaran yang didengarnya. Kemudian pasien ini disebut menderita afasia konduksi.

Model Wernicke inilah yang disebut teori neurolinguistik Wernicke atau model koneksionisme Wernicke. Bisa disimpulkan dari bagian yang telah terpilih karena relevan untuk disejajarkan dengan teori linguistik Chomsky. (Simanjuntak, 2009 : 193).

Medan Broca (Broca’s area) terletak di depan daerah korteks di hemisfer kiri, di dalam daerah korteks yang disebut medan Broca ini terletak representasi motor untuk muka, lidah, bibir, langit-langit, lipatan vokal atau pita suara dan lain-lain yang semuanya termasuk alat-alat ucap. Masuk di akal kalau kita menganggap bahwa medan Broca mengandung rumus-rumus yang dapat mengubah atau mengkode bahasa yang didengar ke dalam bentuk artikulasi, maksudnya untuk diucapkan.

Medan Wernicke (Wernicke’s Area) terletak dekat representasi korteks pendengaran di belahan otak kiri. Masuk diakal kalau kita menganggap bahwa medan Wernicke ini terlibat dalam pengenalan pola-pola bahasa ucapan. Proses pengenalan ini sangat rumit. Medan Broca dan medan Wernicke dihubungkan oleh busur fasikulus yang mencerminkan antar ketergantungan kedua medan ini. Kerusakan pada medan Broca akan mengakibatkan kegagalan memproduksi bahasa ucapan. Kerusakan pada medan Wernicke akan mengakibatkan kegagalan untuk memahami bahasa ucapan (bahasa lisan) karena bahasa tulisan dipelajari melalui bahasa lisan, sebuah kerusakan pada medan Wernicke akan menghilangkan juga pemahaman bahasa tulisan. Kerusakan pada medan wernicke juga akan mengakibatkan kekacauan pada produksi bahasa tulisan.

Dari teori Wernicke di atas dapat dilihat dengan jelas bagian-bagian otak kiri yang bertugas yang mendukung semua tindakan bahasa. Dan kerusakan-kerusakan tertentu yang terjadi pada bagian-bagian tertentu pada otak tersebut dengan jelas dipaparkan. Teori Wernicke selaras dengan teori Chomsky karena sama- sama mengatakan bahwa bahasa berada di dalam otak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun