Namun nyatanya, perkembangan teknologi ini juga memiliki tantangan yang tidak dapat diabaikan. Meskipun media sosial menjadi media dakwah yang cukup ampuh, disamping itu platform ini juga tidak jarang digunakan untuk menyebarkan konten negative, termasuk radikalisme, informasi menyesatkan, serta pandangan ekstrem mengenai agama Islam. Hal ini tentu saja mengakibatkan kebingungan umat Islam dalam membedakan syariat yang benar sesuai nilai-nilai syariat dan yang menyimpang. Dan dengan kecepatan informasi yang beredar di dunia maya, tantangan inipun akan menjadi lebih parah. Tidak sedikit dari informasi tersebut dibungkus secara provokatif, sehingga dapat menyebabkan perpecahan ditengah umat Islam. Diskusi agama yang tidak terarah menyebakan perpecahan dan dapat memicu konflik antar kelompok dan juga melemahkan persatuan.
     Untuk mengatasi tantangan ini, tentu saja dibutuhkan literasi digital yang kuat terutama bagi  umat Islam agar mampu menyaring informasi dengan bijak dan memahami ajaran Islam dari sumber yang benar dan terpercaya. Selain itu, peran para dai, ulama dan tokoh agama di platform media sosial juga sangat penting untuk meluruskan kesalahpaham, dan memberikan pemahaman yang moderat dan damai mengenai Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H