Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Keberkahan didalamnya dapat kita raih di setiap kesempatan. Kenikmatannya dapat dirasakan setiap waktu. Selama bulan Ramadan, nyaris seluruh aktivitas dilakukan dengan nuansa ruhiyah tinggi. Lebih mudah membangun rasa keimanan dan meningkatkan ibadah harian.
Momen Ramadan adalah privillage umat Nabi Muhammad Saw. Paket combo pahala dapat kita borong dengan mudah karena Allah Swt. berjanji melipatgandakan pahala, jika melakukan amalan wajib, maka pahalanya setara dengan 70 kali lipat pahala di bulan lain. Maka dari itu, Ibn Abbas menuturkan bahwa Nabi adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadan.
Suasana interaksi sosial pun juga meningkat. Di beberapa kesempatan, umat Islam yang bertetangga akan berkumpul saat tarawih, ngabuburit, momen kajian, dll. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki hubungan sosial sebagaimana yang diajarkan Islam. Bersikap baik seperti menjaga tutur kata, menebar senyum merupakan langkah kecil untuk membersihkan hati dari penyakit hati, baik yang terjadi secara sadar atau tidak.
Dalam kehidupan pribadi, ada kesempatan besar untuk mengupgrade diri agar memiliki kebiasaan maupun life skill. Pada dasarnya memang sulit untuk meningkatkan/merubah kapasitas diri. Diperlukan tujuan dan alasan kuat, mengapa harus berubah. Sebab, yang sudah menentukan tujuan saja terkadang masih sulit berubah, apalagi yang belum memiliki tujuan. Berikut akan dibahas bagaimana tips untuk merubah diri di momen bulan suci Ramadan.
Salah satu motivasi mengapa harus berubah atau terus meningkatkan kapasistas diri adalah kutipan ayat Al-Qur'an berikut.
Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai kaum tersebut merubah kondisi dirinya.
Dalam kutipan hadis, juga dikatakan, sungguh beruntung orang yang hari ini lebih baik dari kemarin.
Memperbaiki kondisi diri bukan hanya aktivitas meraih keuntungan materi di dunia, tetapi perintah Allah yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala. Oleh karena itu, pastikan perubahan kita karena Allah, agar yang kita peroleh bukan hal yang kering dari keimanan. Setelah tujuannya jelas, maka diperlukan cara untuk meraihnya. Dalam bukunya, "Automic Habit" James Clear mewanti-wanti bahwa kita jangan hanya fokus pada apa yang nanti kita peroleh, tapi fokuslah pada proses meraihnya.
Sebagai orang Islam, hal tersebut ada benarnya. Bahwa manusia mengusahakan proses, sedangkan Allah yang menentukan hasil. Manusia dinilai atas prosesnya, bukan hasilnya. Berikut langkah awal, untuk memulai perubahan, terutama yang ingin membentuk kebiasaan baik atau skill tertentu.
Pertama, Tulislah tujuan-tujuan atau skill yang ingin dicapai. Pilahlah yang merupakan prioritas dan menguntungkan. Sebab, jika tiba-tiba melakukan banyak hal, semangat hanya bertahan beberapa hari saja. Ketika semangat sudah redup, maka kita mudah meninggalkannya. Sedikit namun bermakna dan konsisten.
Kedua, Buatlah langkah-langkah sederhana yang tidak membutuhkan usaha keras. Langkah awal akan mudah jika target yang dibuat tidak overcapacity. Misalnya jika ingin menjadi seorang editor, desainer, penulis, dll, buatlah langkah kecil, seperti membuat karya selama lima menit. Meskipun hanya lima menit, hal ini akan mempermudah kita saat kondisi malas. Semalas-malasnya kita, tidak akan merasa berat jika hanya mengerjakan karya selama lima menit. Latihlah untuk melakukannya setiap hari. Dalam melatih konsistensi, kita tidak boleh meninggalkannya dua kali berturut-turut. Maka waktu yang pendek, bisa memberi ruang yang Istiqomah.
Ketiga, buatlah to do list setiap malam. To do list adalah hal terpenting agar kita fokus dan meraih rasa puas setelah apa yang kita lakukan terselesaikan dengan baik. Malam berikutnya kita bisa mencentang list yang terselesaikan dan kembali membuat list untuk hari esoknya. Menyelesaikan pekerjaan membuat kita senang karena meningkatkan hormon dopamin, yang kemudian memacu kita untuk melakukannya lagi. Akan tetapi perlu diingat, pastikan to do list yang dibuat sesuai dengan kapasitas kita, jika terlalu banyak, justru lama kelamaan membuat kita lelah dan malas melakukannya.
Itulah tiga tips sederhana yang bisa diterapkan untuk membangun kebiasaan dalam meningkatkan kapasitas diri. Seiring berjalannya waktu, tanpa sadar kebiasaan tersebut akan mudah dilakukan daripada ketika awal memulainya. Dari sana kita bisa terus meningkatkan dan terus mengembangkannya. Menambah amalan di bulan Ramadan dengan self improvement adalah investasi kebaikan sekaligus sarana meraih pahala. Yuk, jangan lewatkan kesempatan berharga ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H