Menyempatkan waktu sejenak untuk berlibur sah-sah saja, bahkan kini telah menjadi kebutuhan sekunder bagi sebagian besar orang. Modern ini, pariwisata bertransformasi menjadi sektor semi layanan publik. Tempat-tempat sederhana banyak yang disulap menjadi lahan pariwisata. Tentu hal ini menjadi kabar gembira bagi perekonomian penduduk setempat.
Bertambahnya tempat pariwisata tersebut juga selaras dengan meningkatnya jumlah wisatawan. Aktivitas berwisata pun kini memiliki kedudukan penting dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Sebab wisata tidak hanya sarana refresing saja, namun merangkul aspek lain seperti perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan industri. Setidaknya ada tiga fase mengapa pariwisata menjadi bagian kompleks di tengah masyarakat.
1. Pra wisata
Pra wisata adalah alasan dibalik berbagai melakukan pariwisata. Kondisi tersebut bermacam-macam tergantung lingkungan ataupun kebutuhan. Bagi masyarakat kota dengan tingginya tekanan pekerjaan, berlibur menjadi hal wajib. Mengambil waktu akhir pekan untuk berwisata telah menjadi budaya bagi para pekerja kota. Istilahnya sekarang healing dari kenyataan, meskipun kata ini lebih cocok secara makna bagi penyembuhan mental. Selain sebagai kebutuhan yang menyenangkan, pariwisata menjadi moment berkumpul baik keluarga, teman, atau relasi. Akan tetapi, tidak sedikit pula orang yang menjadikan pariwisata sebagai pekerjaan dan pendidikan. Nah, kalau kamu bagian yang mana?
2. Berwisata
Berwisata sendiri adalah realisasi dari berbagai alasan pra wisata sebelumnya. Tema wisata pun tidak bisa dipisahkan dengan tujuan pra wisata. Ada yang menjelajah, mendaki gunung, wahana, wisata alam, wisata budaya, solo traveling, dll. Di kesempatan inilah kita dapati tujuan berwisata sebagai sarana melepas penat, bersantai, berkumpul, dan bekerja seperti tour guide dan konten kreator.
3. Pasca wisata
Pasca wisata menjadi hal istimewa, terlebih setelah kemunculan media sosial. Berbagi pengalaman melalui konten memiliki nilai yang menambah kepuasan disamping berwisata itu sendiri. Kepercayaan diri, prestise, dan pengakuan adalah perasaan yang sering diluapkan setelah berlibur dengan membagikan momen. Pasca wisata inilah yang sering menjadi pemantik naiknya sektor pariwisata, sehingga menambah salah satu percepatan roda perekonomian.
Akan tetapi, tidak semua orang memiliki dana yang cukup untuk mencoba pengalaman berwisata. Nah di artikel ini akan membahas beberapa life hack berwisata sekaligus yang ramah di kantong. Apa saja tipsnya, yuk simak beberapa hal berikut.
1. Planning expense
Ini sangat penting dan utama agar liburanmu tidak berujung depresi karena banyak pengeluaran yang tidak terduga. Banyak-banyaklah riset biaya hidup setempat, tiket, penginapan, kendaraan, dll. Perencanaan inipun bisa dibuat jauh-jauh hari sembari menabung untuk mencapai target dana liburan.
2. Sediakan dana darurat
Kamu mungkin ingin menghemat dengan mempuat perencaan pengeluaran yang matang. Tetapi jangan lupakan kejadian di luar dugaan. Dengan adanya dana darurat, setidaknya kamu dapat meminimalisir kepanikan yang mungkin terjadi. Jika nanti tidak terjadi apa-apa, maka ada perasaan lega plus bahagia karena masih ada surplus.
3. Memanfaatkan relasi
Jika kamu memiliki seorang kenalan, maka tantanglah jiwa sosialmu dengan meminta izin menginap di rumahnya. Catatan penting dalam tips ini, kamu harus bersikap sopan dan menghargai kebiasaan setempat agar kedatanganmu tidak meninggalkan kesan buruk pada temanmu. Juga harus memiliki batasan, seperti menginap satu malam saja, datang dengan membawa buah tangan, dan tidak rombongan, karena jangan sampai kamu justru merepotkan tuan rumah.
4. Memanfaatkan fasilitas umum
Di beberapa wilayah, sudah terdapat masjid yang telah menyediakan fasilitas penginapan. Bagi kamu yang muslim, kesempatan ini bisa dimanfaatkan. Tentu kamu harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan pengurus masjid dan mematuhi adab di sana. Trik ini bisa memangkas biaya penginapan dan tentunya menambah ketaatan, hehe.