Mohon tunggu...
Aslıhan Gül
Aslıhan Gül Mohon Tunggu... Freelancer - Content creator

Traveler, explorer, and content writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pacaran: Sejarah, Perkembangan, dan Penyikapan

7 November 2022   20:15 Diperbarui: 7 November 2022   20:35 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Pinterest Karen Cordell)

Lalu, bagaimana seharusnya sikap orang tua yang memiliki buah hati yang memasuki usia pra remaja?

Parenting anak yang memasuki usia remaja memang bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak bisa. Sebagai orang tua, memiliki kedekatan dengan anak adalah kunci penting, karena anak akan percaya dan berani menceritakan apa yang dia alami.

Melarang anak untuk tidak berpacaran bukanlah solusi fundamental. Semakin dilarang, anak akan mudah berbohong dan melakukan larangan tersebut secara diam-diam. Maka perlu untuk membekali mereka dengan pemahaman terlebih dahulu. Sebab pemahaman memiliki kekuatan yang menggerakkan atau menjadi self control bagi anak meskipun tidak dalam pantauan orang tua.

Pemahaman yang ditanamkan kepada anak tersebut, salah satunya bisa diambil dari pendidikan Islam. Setidaknya ada dua bekal yang penting untuk dipahami oleh seorang anak yang beranjak remaja.

1. Di dalam Islam sendiri ada konsep yang mengatur pergaulan manusia. Pada dasarnya larangan untuk menjaga jarak dengan lawan jenis secara utuh kurang tepat. Ada empat kondisi dimana interaksi antarlawan jenis diperbolehkan, dalam pendidikan, perekonomian, kesehatan, dan tolong menolong. Melarang interaksi anak dengan lawan jenisnya justru akan menghambat aktivitas sosialnya.

2. Pemahaman tentang fitrah naluri kasih sayang. Anak yang memasuki usia remaja dikatakan telah sempurna akalnya, sehingga dapat membedakan baik dan buruk perbuatan. Bekal pemahaman akan membuat anak meninggalkan hal buruk dengan kesadarannya sendiri. 

Naluri kasih sayang adalah pembawaan setiap manusia yang tidak bisa dihilangkan. Mengekang naluri ini sama saja dengan membendung pemberian Tuhan yang utuh. Penyikapan naluri kasih sayang yang wujudnya mulai timbul rasa suka ini harus tepat. Sebagaimana yang telah dibahas di awal, bahwa tidak ada pacaran dalam Islam, maka munculnya naluri ini harus diawasi.

Naluri sifatnya dapat mengebu-gebu atau lemah tergantung stimulus sekitar. Semakin sering anak mengonsumsi dan membicarakan masalah cinta, maka semakin tinggi pula kadar naluri dalam dirinya yang ingin disalurkan. Orang tua harus paham kondisi anak untuk memantau sejauh mana situasi hatinya.

Apabila kontrol untuk tidak pacaran begitu sulit, maka perlu dilakukan pengalihan. Dengan menyibukkan diri pada prestasi atau passion, anak akan fokus pada orientasi masa depannya. Ia tidak sempat untuk menyuburkan perasaan atau hasrat pacarannya dapat dikendalikan. Membantu mereka menggambarkan peluang masa depan dengan ilmu dan prestasi jauh lebih baik dari pada memenuhi keinginan berpacaran yang hanya sesaat.

Memang tidak sederhana membersamai remaja di dunianya yang baru mengenal virus merah jambu. Perlu juga kondisi lingkungan dan pertemanan yang kondusif. Meskipun tidak dipungkiri, remaja hari ini didesak dari berbagai arah. Sebagai orang yang peduli, kita tidak boleh menyerah. Langkah kecil yang kita lakukan suatu saat akan membentuk koloni yang aman melindungi generasi dari paparan degadari moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun