UTS Teori Sosiologi Modern
Nafisa Hana Sholihah
21107020046
Sosiologi B
Jean Baudrillard, seorang tokoh sosiologi postmodern. Ia lahir di Perancis pada 20 Juni 1929. Ia lahir dikeluarga bercukupan dan berpendidikan, orang tuanya bekerja di dinas pelayanan masyarakat. Dalam kurun waktu 8 tahun, tahun 1958-1966 ia belajar bahasa Jerman di Universitas Sorbonne di Paris dan mulai mengajar bahasa Jerman di Lycee, bahkan ia pernah bekerja sebagai penerjemah.
Pada tahun 1966 ia menyelesaikan pendidikan PhD nya dan mulai bekerja sebagai asisten professor hingga tahun 1972. Beberapa tahun kemudian ia menjadi professor sosiologi di Universit de Paris-X Nanterre hingga ia menjabat sebagai Direktur Ilmiah  di Universit de Paris-IX Dauphine pada tahun 1986-1990.Â
Tokoh yang mempengaruhi pemikiran Baudrillard adalah Henri Levebre mengenai kritik kehidupan sehari-hari. Bahkan, Baudrillard  pernah mengikuti pergerakan mahasiswa yaitu peristiwa Mei 1968 dimana saat itu terjadi gerakan public besar-besaran dan menggulingkan tahta Presiden De Gaulle. Setelah pensium ia memfokuskan diri pada karya-karyanya. Baudrillard menghasilkan banyak karya, tetapi ia dikenal sebagai tokoh teoritisi masyarakat konsumsi dan  pertukaran simbolik. Jean Baudrillard meninggal di usia 77 tahun pada 6 Maret 2007.
Dalam tugas UTS kali ini saya mewawancarai teman saya berinisial SLQ, seorang mahasiswi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Ia berasal dari keluarga berkecukupan. Ia merupakan salah satu teman saya yang memiliki pengeluaran cukup banyak untuk membeli barang yang tidak diperlukan. Ia memiliki panggilan yaitu "cewek kue" yang membuat ia mengalami pemborosan dalam membeli pakaian.Â
Ia bisa berbelanja pakaian atau barang lain seminggu sekali. Tak jarang ia sehabis pulang kuliah akan mampir mall bersama teman-temannya untuk berbelanja. Ia merasa tak pantas jika harus pergi kuliah memakai baju yang sama. Perilaku teman saya ini masuk ke dalam contoh teori konsumsi masyarakat, dimana teman saya membeli sesuatu untuk mencari perbedaan. Ia menggunakan identitasnya sebagai "cewek kue" untuk terlihat berbeda.Â
Dengan identitas tersebut justru membuat ia secara tak sadar menjadi  boros dan konsumtif. Pun ia berbelanja selalu di mall sehingga harga pakaian yang dibeli cenderung bermerk dan lebih mahal. Hal ini bisa menimbulkan perbedaan kelas sosial jika ia terus-menerus membeli pakaian yang bermerk saja.Â
Teman saya juga secara tak sadar ia membeli sesuatu bukan karena kebutuhannya tetapi karena gaya hidupnya. Hal seperti ini bisa disebut sebagai contoh dari teori masyarakat konsumsi milik Jean Baudrillard.
Saya mengenal teori masyarakat konsumsi dari buku pdf yang berjudul "Encyclopedia of Social Theory" yang ditulis oleh George Ritzer dan jurnal yang berjudul "Relevansi Logika Sosial Konsumsi dengan Budaya Konsumerisme dalam Perspektif Jean Baudrillard" yang ditulis oleh Fadhilah.
 Jean Baudrillard berpendapat bahwa masyarakat konsumsi didefinisikan sebagai masyarakat yang berada di keadaan tidak baik dan sedang melakukan pemborosan.Â
Konsumsi membuat manusia tidak mencari kebahagiaan tetapi mencari perbedaan. Perbedaan dalam gaya hidup antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Jean Baudrillard memandang konsumsi sebagai sistem tanda berdasarkan sistem sosial, seperti perbedaan kelas sosial. Jean Baudrillard membagi perbedaan kelas sosial melalui 3 struktur konsumsi yaitu makanan/minuman, budaya, dan penampilan.
 Masyarakat tak lagi mengkonsumsi sesuatu karena kegunaannya tetapi untuk gaya hidupnya. Teori ini juga menganggap bahwa konsumsi juga menimbulkan konstruksi simbolik yaitu membentuk seuatu identitas individu. Membeli sesuatu merupakan cara dalam menunjukan identitas individu tersebut.
Menurut pemahaman saya, teori ini ditujukan untuk masyarakat yang memiliki pola hidup konsumtif, membeli sesuatu tanpa memikirkan nilai guna barang tersebut. Mengeluarkan banyak uang hanya untuk terlihat keren di mata orang lain. Dengan kata lain masyarakat seperti ini hanya mementingkan gengsi. Gaya hidupnya yang membuat ia menjadi boros.Â
Hal ini membuat adanya kesenjangan dan kelas sosial jika dibiarkan. Karena masyarakat akan berlomba-lomba untuk terlihat "wah" dalam sudut pandang orang lain. Dalam kasus yang saya ambil, saya mengambil cerita teman saya melalui penampilannya.Â
Hal ini kerap terjadi di dunia perkuliahan, dapat terjadi dimanapun dan kapanpun. Jika kita menemui kasus yang sama, biarkan saja. Selagi tidak merugikan pihak lain, biarkan orang lain melakukan apapun yang dia suka.
Referensi :
Fadhilah. (2011). Relevansi Logika Sosial Konsumsi dengan Budaya Konsumerisme dalam Perspektif Epistemologi Jean Baudrillard. Jurnal Kybernan, Vol. 2 No.1, 45-53.
Ritzer, G. (2005). Encyclopedia of Social Theory. California: Sage Publications.
Susanto, A., Mirawati, & Muhammad, B. (2020). Biografi Tokoh-Tokoh Sosiologi Klasik sampai Postmodern. Pare: IAIN Pare Nusantara Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H