Mohon tunggu...
Nafisah
Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sosiologi 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurikulum Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendidikan Paulo Freire

22 Desember 2022   14:02 Diperbarui: 22 Desember 2022   14:08 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga dengan adanya anggapan seperti itu dapat membuat matinya daya berpikir kritis dan kreatif yang dimiliki peserta, hal ini juga dapat mengurangi terlibatnya murid dalam proses pembelajaran sehingga peserta menjadi malas berpikir. Sehingga konsep pembebasan Freire kemudian lahir sebagai bentuk usaha yang dilakukan oleh Freire agar tujuan utama dari sebuah pendidik bisa terealisasi dengan baik. Dimana guru tidak lagi menjadi pusat sentral dan peserta didik mendapatkan kebebasan dalam pendidikan.

 Pada dasarnya Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan dalam peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dimana proses pembelajarannya bersifat otonom dan fleksibel sehingga menciptakan kultur belajar yang inovatif dan tidak menurut aturan. Jadi, Kurikulum Merdeka saat ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. 

Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Freire, dimana pendidikan pembebasan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat merasakan kebebasan baik dalam kebebasan berpikir dan bersuara untuk mengemukakan pendapatnya. Tentunya kebebasan berpikir dan berpendapat harus sesuai dengan aturan yang ada dan tidak memicu konflik dan mengandung unsur SARA.

Sesuai dengan yang dikatakan oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan yang mengusulkan Kurikulum Merdeka Belajar ini, pembelajaran yang semua hanya dilaksanakan di dalam kelas akan mengalami perubahan dimana pembelajaran dapat dilaksanakan di luar kelas. Hal ini dilakukan agar pembelajaran tidak hanya menggunakan Teacher Centered, tetapi peserta didik dapat lebih banyak belajar mengasah pemikiran kritis dan dapat membentuk karakter peserta didik yang mandiri, beradab, dan memiliki sopan santun, serta mampu berkompetisi dan tidak mengandalkan sistem ranking di kelas saja.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari konsep Pendidikan menurut Paulo Freire dan konsep Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Nadiem Makarim, jelas ada persamaan dalam ciri-ciri mapun tujuannya. Hal tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan menurut Paulo Freire menekankan bahwa peserta didik diberi kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan dan atau keterampilan yang dia miliki. Begitupun dengan konsep Merdeka Belajar, siswa juga diberi kesempatan untuk mengeksplor diri dan tidak bergantung pada guru atau pendidik. Dari konsep Pendidikan Paulo Freire dan Merdeka Belajar dapat membentuk karakter peserta didik yang bertanggung jawab dan mandiri.

Daftar Pustaka

Marianus Saesfao, 2020. Perbandingan Pemikiran Pendidikan Paulo Freire dengan Ajaran Taman Siswa dalam Implementasi Merdeka Belajar. Yogyakarta.

Freire, Paulo. 2008. Pendidikan Kaum Tertindas, terjemahan F Danuwinata. Jakarta, LP3ES.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun