Mohon tunggu...
Nafisah
Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sosiologi 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Konsumtif: Kebutuhan atau Keinginan?

26 Desember 2021   15:11 Diperbarui: 26 Desember 2021   15:24 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di zaman yang serba canggih ini bukanlah hal sulit bagi individu untuk memenuhi kebutuhan hidup ataupun keinginannya. Belanja merupakan suatu hal yang biasa dilakukan oleh individu, entah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ataupun hanya memenuhi keinginannya. 

Ada yang berbelanja secara konvensional, ada juga yang berbelanja secara modern di toko belanja online. Terkadang seorang individu tidak membutuhkan alasan untuk membeli suatu produk, padahal belum tentu produk tersebut dibutuhkan, justru mereka hanya ingin memenuhi keinginannya atau obsesi semata. Tak jarang seseorang sering melakukan hal tersebut. Perilaku ini bisa disebut sebagai konsumsi yang berlebih.

Sebenarnya tak masalah jika individu membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, tetapi yang menjadi permasalahan adalah ketika individu membeli barang secara berlebihan dan di luar batas kemampuannya hanya untuk mengikuti gaya hidup modern. 

Konsumsi berlebih atau bisa disebut sebagai perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang untuk mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan dan hanya mementingkan keinginan atau kesenangan semata daripada kebutuhan hidupnya untuk mengikuti tren, mendapat pengakuan dari masyarakat atau bahkan hanya untuk kepuasan semata. 

Perilaku inilah yang sering kita jumpai di era globalisasi. Para produsen berusaha menciptakan budaya konsumtif untuk memasarkan produknya. Perilaku konsumtif ini terjadi pada semua lapisan masyarakat hanya saja dengan skala yang berbeda.

Menurut Engel (1995) perilaku konsumen merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan sebelum dan sesudah kegiatan tersebut dilakukan. Perilaku konsumen juga merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Kotler (1993) berpendapat bahwa sikap konsumtif dapat muncul karena individu kurang dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan.

  1. Kebutuhan (Human need). Kebutuhan adalah sesuatu hal yang harus segera dipenuhi oleh individu. Kebutuhan tersebut pada umumnya kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat tetapi merupakan hakikat biologis dari kondisi manusia.
  2. Keinginan (Want). Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Keinginan muncul karena kebutuhan bervariasi. Meskipun kebutuhan manusia sedikit tetapi keinginan manusia tidak ada habisnya serta terus diperbaharui oleh kekuatan dan lambang sosial.
  3. Permintaan (Demands). Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik dan didukung oleh kemampuan dan ketersediaan daya beli individu.

Lantas faktor apa saja yang mempengaruhi individu untuk berperilaku konsumtif?

- Gaya hidup, gaya hidup menjadi salah satu faktor utama munculnya perilaku konsumtif.

- Konformitas, konformitas terjadi disebabkan karena adanya keinginan yang kuat pada individu untuk tampil menarik dan dapat diterima di suatu kelompok tertentu.

- Iklan, iklan yang menarik dari suatu produk dapat menarik minat individu untuk membeli suatu produk tanpa memikirkan apakah produk tersebut merupakan kebutuhannya atau hanya keinginannya.

- Kartu kredit, kartu kredit memberikan penawaran yang memudahkan bagi para penggunanya untuk melakukan transaksi.

Bagi Baudrillard, konsumsi merupakan inti dari ekonomi. Analisis konsumsi ini bisa dikaitkan dengan tanda atau simbol-simbol. Terutama, pada masyarakat saat ini yang disebut sebagai masyarakat konsumeris. 

Ciri yang paling menonjol dari masyarakat konsumeris adalah bahwa konsumsi dalam kehidupan sehari-hari merupakan aktivitas yang dapat membentuk sikap dan perilaku konsumen. 

Dalam pengambilan keputusan sering kali individu mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan melainkan hanya mengutamakan tanda atau simbol yang melekat pada barang atau jasa itu sendiri. Sehingga nilai tanda dan nilai simbol kini telah mengalahkan nilai guna dan nilai tukar.

Tindakan konsumerisme telah melahirkan budaya simulasi dan simulacra serta melahirkan era baru yang disebut dengan era postmodern. Secara sadar atau tidak masyarakat telah dipengaruhi oleh tanda yang hadir di dalam kehidupan kita, seperti iklan dan kartu kredit yang bisa memunculkan perilaku konsumtif. Untuk itu diperlukan cara agar individu dapat mengurangi bahkan menghilangkan perilaku konsumtif, antara lain sebagai berikut:

1. Berpikir realistis, jika ingin membeli suatu barang harus memahami betul apakah itu kebutuhan atau hanya sebuah keinginan

2. Tetapkan prioritas, jika melihat iklan yang menarik jangan terlalu cepat mengambil keputusan untuk membelinya.

3. Ubah pola pikir, jangan hanya membeli barang untuk mengikuti tren dan gengsi semata.

4. Hindari pemakaian kartu kredit, bila keadaan tidak mendesak jangan gunakan kartu kredit untuk memenuhi keinginan.

Penutup

Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif merupakan tindakan individu untuk menggunakan dan mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan dan lebih mementingkan aspek keinginan (want) daripada kebutuhan (human need). 

Perilaku konsumtif sendiri didasari oleh beberapa faktor, seperti gaya hidup, konformitas, iklan, dan penggunaan kartu kredit. Pada dasarnya pengambilan keputusan masyarakat konsumeris saat ini telah berubah, dimana nilai guna berubah menjadi nilai tukar. S

ehingga dalam pandangan Baudrillard tindakan konsumerisme telah melahirkan budaya simulasi dan simulacra serta melahirkan era baru yang disebut dengan era postmodern. Oleh karena itu diperlukan cara agar individu dapat mengurangi perilaku konsumtif yaitu dengan cara berpikir realistis, menetapkan prioritas, mengubah pola pikir, dan menghindari pemakaian kartu kredit.

Referensi

Engel, J. F., Blacwell, R. D., and Mirad, P. W (Terjemahan). 1995. Perilaku Konsumen: Budianto. Jilid I. Jakarta: Binapura Angkasa

Kottler, P. 1993. Manajemen Pemasaran. Jilid I (Edisi ke-6). Jakarta: PT Erlangga.

Syaifudin. Pemikiran Jean Baudrillard: Kehidupan Post-Modernitas Jean Baudrillard. Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun