Â
Indonesia, negara dengan 17.508 pulau yang terkenal akan kekayaan keanekaragaman hayati dan sumber daya alamnya, telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak ilmuwan dan peneliti di bidang biologi. Namun karena tingginya ego manusia, objek pemandangan itu kini tak lagi nampak.
Deforestasi, overfishing, polusi, dan spesies invasif merupakan permasalahan yang terus menerus terjadi di Indonesia. Berdasarkan data dari World Air Quality (IQAir) pada 14 Juni 2023, Indonesia menempati urutan pertama dalam daftar negara dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara dengan tingkat konsentrasi PM 2,5 harian Indonesia mencapai 30.4 gram/m3. Angka tersebut enam kali lipat lebih tinggi dari standar yang telah ditetapkan World Health Organization (WHO). Selain itu, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang tahun 2023 terdapat sekitar 19,56 juta ton sampah yang dihasilkan Indonesia dan sebanyak 80% sampah di laut Indonesia berasal dari aktivitas daratan, dimana 30% di antaranya adalah plastik. Jika hal ini terus dibiarkan, lalu bagaimana Indonesia dapat menjaga kelestarian lingkungannya dan mengatasi tantangan perubahan iklim global? Meskipun pemerintah telah mengesahkan aturan untuk mewujudkan netralitas karbon tahun 2060 melalui bursa karbon dan pajak karbon, kedua hal tersebut belum cukup untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca, dimana pemanasan global memiliki dampak yang nyata pada keberlangsungan makhluk hidup di bumi. Langkah-langka spesifik dan komprehensif diperlukan untuk mengubah arah kebijakan, mempromosikan kesadaran lingkungan, serta memperkuat kerjasama dan kolaborasi lintas sektor guna memastikan konservasi sumber daya alam dan ekosistem yang penting bagi kehidupan di masa depan. Tidak hanya pemerintah, kita sebagai rakyat Indonesia juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada di negara kita.
Oleh karena itu, saya Nafisa Aura Qolby, sebagai seorang mahasiswa Biologi Universitas Airlangga berkomitmen untuk memaksimalkan segala kemampuan saya dalam mendukung program jangka panjang Indonesia dengan menjadi sumber daya manusia yang unggul dan kompeten. Saya berkeinginan untuk menjadi seorang peneliti biologi, karenanya, saya akan mendedikasikan waktu dan tenaga saya untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia di bidang sains dan teknologi khususnya di bidang biologi. Walaupun sering tidak terlibat secara langsung, peran seorang biologist sangatlah dibutuhkan dalam menemukan solusi inovatif dan pemecahan berbagai masalah kompleks di berbagai sektor yang dihadapi oleh Indonesia.
Perjalanan saya sebagai generasi peduli lingkungan dimulai ketika saya duduk di bangku SMA pada masa pandemi COVID-19. Direnggutnya nyawa ayah dan nenek saya secara bersamaan akibat kualitas lingkungan yang buruk, menggugah dan menginspirasi saya untuk mengeksplorasi lingkungan di sekitar saya. Oleh karena itu, saat di SMA sekaligus dengan adanya pembatasan mobilitas ketika pandemi, saya memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan aktif mengembangkan diri dan menambah wawasan dengan kegiatan akademik dan non-akademik. Ketertarikan saya terhadap biologi sejak masih kecil membuat saya akhirnya memilih biologi, kimia, dan informatika sebagai mata pelajaran utama saya. Sebagai seorang pelajar, tanggung jawab utama saya adalah belajar, karena itu baik dikelas ataupun ketika daring, saya selalu berusaha untuk aktif bertanya dan mengerjakan tugas dengan baik. Walaupun melelahkan, namun akhirnya saya berhasil mendapatkan peringkat 4 di kelas. Saya juga memutuskan untuk mengikuti ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) selama 3 tahun. Di sana, saya berperan sebagai bendahara dan sering kali diberi tanggung jawab untuk menjadi ketua tim. Selain itu, saya juga mengikuti webinar, berpartisipasi diberbagai kompetisi riset nasional dan internasional, dan bergabung dengan organisasi sekolah.
Â
Kemudian di tahun 2021,2022, dan 2023, hasil kerja keras saya membuahkan hasil dimana saya mendapatkan 3 medali emas, 3 medali perak, dan 2 medali perunggu di beberapa ajang lomba penelitian Internasional. Tidak berhenti sampai disitu, di tahun 2024 ketika saya telah menjadi bagian dari mahasiswa biologi UNAIR, saya diberikan kesempatan untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi Fakultas Sains dan teknologi UNAIR 2025 untuk perwakilan Angkatan 2024. Saya juga mendapatkan kesempatan untuk dapat bergabung pada konferensi nasional oleh Festival Pelajar Unggulan yang diselenggarakan di gedung DPR, Kemenpora, dan Kemendikbud.
Dengan segala hal yang telah saya peroleh, saya memiliki cita cita untuk dapat membagikan ilmu yang saya miliki agar dapat bermanfaat, karena ilmu pengetahuan tidak akan hilang jikapun saya telah berpulang. Karenanya, tujuan akhir saya adalah dapat mendirikan sebuah yayasan pendidikan yang berorientasi pada penelitian dan menghasilkan generasi penerus yang menjadi "Karya Terhebat" saya, yakni individu yang unggul dalam aspek spiritual, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi kebanggan Indonesia di masa depan. Dengan demikian, saya berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sektor lingkungan sekaligus pendidikan di Indonesia.
Â
"Be you, be unique, be crazy, you are Beautiful"