Hai sobat, pernahkah kalian membayangkan jika suatu hari di tempat tinggal kalian dilanda suatu bencana? Lalu, apa yang harus kalian lakukan ketika datang bencana itu?
Nah, sobat…mulai sekarang mari kita belajar untuk menjadi manusia yang sigap. Tidak ada salahnya kan kita meningkatkan kewaspadaan sejak dini terhadap bencana yang mungkin bisa kapan saja menimpa kita atau orang-orang di sekitar kita.
Cerita Pengalaman Bencana
Sebuah cerita pengalaman bencana pernah datang dari tanah rencong Aceh tahun 2004 silam, tepatnya pada 26 Desember 2004. Gelombang tsunami melanda daerah tersebut dengan didahului gempa dahsyat berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR di dasar laut. Tsunami tersebut telah merenggut lebih dari seperempat juta jiwa pada beberapa Negara Asia dan Afrika yang meliputi: Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, Srilangka, India, Maladewa, Somalia, dan Kenya.
Tidak hanya itu, masih ingat dalam ingatan kita tragedi gempa bumi yang cukup besar juga pernah mengguncang Yogyakarta di tahun 2006. Kebetulan, beberapa bulan setelah kejadian tersebut saya berkunjung ke sana dan melihat sendiri betapa gempa tersebut meluluhlantahkan bangunan-bangunan rumah, gedung, serta pertokoan. Puing-puing bangunan masih terlihat di sana, begitu juga beberapa tenda-tenda bekas pengungsian. Dalam bencana tersebut, diketahui juga banyak memakan korban jiwa. Belum lagi gempa bumi yang pernah mengguncang daerah Sumatra Barat dan masih banyak lagi lainnya.
Seakan tidak pernah habisnya, terlintas pula tentang kejadian yang masih hangat dalam catatan kebencanaan Indonesia. Pada tahun 2016, kita dengar bahwa adanya pergerakan aktif dari gunung-gunung berapi di Indonesia, seperti Gunung Sinabung, Gunung Rinjani, Gunung Bromo, Gunung Soputan, dan Gunung Gamalama. Erupsi gunung-gunung tersebut telah memberikan dampak bagi masyarakat sekitarnya, terutama yang bertempat tinggal terlalu dekat dengan lokasi gunung meletus. Banyak yang terancam jiwanya, terganggu kesehatannya, terpaksa mengungsi, kehilangan mata pencaharian, dan dampak lainnya.
Rentetan bencana yang terjadi sudah cukup menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana. Adapun menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Indonesia ada beberapa jenis bencana yang setidaknya harus kita waspadai dan antisipasi yaitu di antaranya: gempa bumi, tsunami, gunung api, banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan, kebakaran, dan wabah penyakit.
Menjadi Pribadi Siaga Bencana
Jadi sobat, banyak hal yang menuntut kita untuk menjadi manusia siaga bencana. Apa itu siaga bencana? Siaga bencana merupakan sikap tanggap darurat, selalu dalam keadaan siap siaga baik dalam mengantisipasi maupun mengatasi ancaman bencana. Mampu melawan kepanikan dengan suatu tindakan penyelamatan yang cepat dan tepat adalah salah satu unsur penting menjadi seorang yang siaga bencana.
Sudahkah kita mempunyai pengetahuan tentang apa yang harus kita lakukan ketika bencana itu datang? Tentu masih banyak di antara kita yang belum mempunyai kemampuan menjadi pribadi siaga bencana bukan? Ya, minimnya sosialisasi di sekitar kita adalah salah satu penghambatnya. Namun jangan khawatir sobat, melalui edukasi berikut, kita dapat memperoleh gambaran informasi tentang bagaimana cara menanggulangi bencana secara tepat.
Edukasi Siaga Bencana melalui Media Sandiwara Radio
Banyak di antara kita yang masih awam tentang cara menanggulangi bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini dikarenakan masih minimnya informasi mengenai cara penanggulangan bencana di sekitar kita. Kurangnya sosialisasi, tidak adanya papan informasi ataupun spanduk siaga bencana juga menjadi kendala bagi kita. Ini tidak lepas karena cara-cara edukasi seperti itu kurang efektif. Mengapa? Karena dalam kegiatan sosialisasi tentu membutuhkan tenaga yang secara langsung mengedukasi. Di sisi lain, hal tesebut terbatas pada ruang dan waktu karena perlu adanya sebuah tatap muka.
Melihat keterbatasan-keterbatasan di atas, maka perlu adanya cara alternatif edukasi. Salah satunya melalui media sandiwara radio yang akhir-akhir ini dipopulerkan oleh BNPB.
- Kelebihan
Metode edukasi melalui sandiwara radio dirasa dapat memberikan sebuah pengembangan media sosialisasi edukatif. Sebab, akses penerimaannya dapat kita peroleh di rumah ataupun di mana saja. Hanya melalui perantara radio, sebuah edukasi tentang penanggulangan bencana dapat dikemas secara entertain bagi para pendengar. Bayangkan saja sandiwara layaknya sinetron dengan kisah-kisah cinta penuh dramatis yang sering digandrungi oleh remaja ataupun orang tua masa kini. Tidak menutup kemungkinan juga diberikan cerita sandiwara tokoh anak-anak untuk menggapai pendengar usia anak-anak.
Sesuatu yang menghibur tentu menarik bagi kita ya kan? Apalagi hiburan yang sarat pesan edukatif menjadi salah satu sisi positif dari media sandiwara radio ini.
Kita tahu bahwa di era sekarang ini, teknologi semakin canggih. Radio tidak hanya berupa alat komunikasi yang biasa kita letakkan di atas meja rumah. Akan tetapi, kemasannya kini juga dapat menyatu dengan telepon genggam yang kita bawa sehari-hari ataupun tersusun di dalam perkakas mobil ketika berkendara. Hal ini menunjukkan juga bahwa media sandiwara radio bersifat praktis.
Sandiwara radio juga dapat menembus semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua. Terjangkau baik masyarakat yang tinggal di desa terpencil sampai perkotaan. Mereka semua dapat dengan mudah memperoleh hiburan berisi pendidikan, pengetahuan, informasi, dan pesan edukasi yang disampaikan yaitu mengenai cara-cara penanggulangan bencana.
- Kekurangan
Meski memiliki beberapa kelebihan, agaknya edukasi penanggulangan bencana melalui media sandiwara radio ini memiliki kekurangan. Media radio merupakan media yang hanya melibatkan indra pendengaran saja. Jadi, masyarakat tidak memperoleh gambaran secara visual sehingga pengetahuan yang didapatkan cenderung kurang utuh. Selain itu, walaupun saat ini kemasannya semakin praktis, tetapi tampaknya radio sudah jarang pendengarnya. Adapun sampai atau tidaknya pesan informasi yang disampaikan kepada pendengar tergantung pada isi sandiwara. Jika isi cerita kurang menarik, tentu pendengar akan bosan.
Itulah sobat sedikit gambaran mengenai media sandiwara radio dalam mengedukasi bab siaga bencana. Alangkah baiknya kita bekali diri kita apapun medianya. Sebagai harapan positif, semoga melalui sandiwara radio ini menjadi wadah alternatif baru bagi masyarakat (pendengar), sehingga tercapai misi BNPB dalam mensosialisasikan penanggulangan bencana.
Sandiwara radio BNPB, siarkan ke seluruh penjuru negeri dan mari wujudkan IndonesiaSiaga Bencana!
Ditulis oleh: Naila Filahatin Ajria
FB : nay_fiera@yahoo.com (Naila Filla)
Twitter : @naylafilla (Nayla Fillah)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI