Mohon tunggu...
Nurul Almas Filzatul Afifah
Nurul Almas Filzatul Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Antropologi - Universitas Airlangga angkatan 2021

Sometimes i wish i was at AOT, no school no work just tatakae tatakae

Selanjutnya

Tutup

Film

He's Expecting: Sebuah Series yang Menyentil Konstruksi Gender di Masyarakat

19 Juni 2022   23:56 Diperbarui: 20 Juni 2022   06:02 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah gunjingan, Hiyama masih berusaha mempertahankan karirnya. Ia tidak menyerah meskipun pengalaman tidak menyenangkan kerap menyertai. Di sisi lain, ibu dari bayi yang dikandung Hiyama, yakni Aki Sato juga mengalami berbagai pergulatan dengan hidup. Aki Sato digambarkan sebagai karakter yang independen, bebas dan tidak ingin terlibat sebuah komitmen. Kehamilan Hiyama menjadikan alur hidupnya berubah. Ini memperumit hubungannya dengan sang ayah yang sedari awal sudah terjalin kurang baik. 

Di umur yang lebih dari 30 tahun, Aki belum juga menikah. Ini menjadikan ayahnya terus-menerus menekannya. Ditambah lagi dengan pemikiran Hiyama yang masih konservatif menjadikan mereka seringkali berdebat. Hiyama berpikir untuk tetap melanjutkan karirnya setelah melahirkan, dan Aki yang akan mengurus bayi mereka nanti setelah lahir. Sedangkan Aki sama sekali tidak berniat untuk meninggalkan pekerjaannya. 

Sentilan pada isu patriarki dan stereotyping gender dikemas dengan apik dalam series ini. Laki-laki yang dikonstruksikan tangguh, lebih mengedepankan logika dibanding perasaan, dibabat habis. Hiyama diperlihatkan mengalami mood swing dan kerap kali menangis saat hamil. Berbanding terbalik dengan Aki, yang ditunjukkan lebih rasional dan tenang. 

Menariknya dalam series ini, karakter Hiyama seakan mendobrak nilai maskulinitas yang diagung-agungkan masyarakat. Kritikan-kritikan yang tersemat, mencubit masyarakat yang hanya memandang manusia dari peran gender mereka. Ditunjukkan dalam sebuah scene di mana Hiyama yang harus membuat pilihan sulit antara aborsi atau mempertahankan janinnya. Juga dalam scene Aki yang harus memilih untuk tetap tinggal bersama Hiyama dan merawat bayi mereka atau mengambil pekerjaan di luar negeri.

Series ini mendorong penontonnya untuk terbuka dalam menerima keberagaman dan perbedaan melalui fenomena yang unik. Keberanian Netflix dalam mengangkat isu-isu sensitif seperti ini patut dihadiahi standing ovation. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun