Mohon tunggu...
Nafilah SalimAhmad
Nafilah SalimAhmad Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Belajar untuk menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sensasi, Atensi, dan Persepsi yang Dirasakan Saat NgeDrakor!

16 Maret 2021   10:11 Diperbarui: 16 Maret 2021   11:08 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikala pandemi banyak orang yang mengalihkan perhatiannya dengan suatu hal yang dapat dilakukan di rumah. Bisa dengan berolahraga, mengembangkan hobi, atau mencari hiburan diri dengan televisi, handphone atau yang lainnya. Salah satu hiburan yang peminatnya naik drastis saat pandemi ini ialah peminat drama korea atau yang biasa disebut drakor. 

Drama korea yang sebelum pandemi saja sudah banyak peminatnya ini pun terus mengalami peningkatan seiring waktu berjalan. Disamping menjadi hiburan, drama korea atau drakor ini juga menyisipkan pelajaran yang bisa diambil. Ada juga yang membuat kita berpikir untuk memcahkan masalah tersebut. Pemikiran kita mengenai drama korea ini selalu menimbulkan perdebatan yang sering kali membuat trending di berbagai media sosial.

Perdebatan tersebut menciptakan sebuah sensasi tersendiri yang akan menciptakan sebuah atensi dan berakhir menjadi persepi.

Sensasi menurut Webster adalah aktivitas saat tubuh merasakan sesuatu atau keadaan emosi yang menggembirakan atau menghebohkan. Namun, Salomon mendefinisikan sensasi sebagai sebuah tanggapan yang cepat dari indera penerima kita (seperti mata, hidung, telinga, mulut dan jari) terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. 

Jadi jika dikaitkan dengan drama korea, sensasi ini merupakan tanggapan dari apa yang kita lihat dan dengan dari pemutaran drama korea ini. Dari tanggapan ini akan merangsang otak untuk mencerna apa yang dilihat dan di dengar sehingga menimbulkan sebuah emosi yang nantinya akan di tampakkan oleh tubuh.

Setelah tubuh merasakan sensasi, akan tercipta sebuah atensi yang mana akan memfokuskan kita pada alur cerita yang sedang berlangsung.

Fokus yang berlangsung akan mempercepat kita menerima sebuah informasi yang disampaikan pada drama tersebut.

Dari sebuah fokus tersebut menciptakan sebuah persepsi, yang mana akan membuat seseorang yang menontonnya menyuarakan pendapatnya mengenai drama korea tersebut. Persepsi ini memberikan makna pada stimuli inderawi yang kita dapatkan dari sensasi yang kemudian didapat juga dari fokus atau atensi kita selama menonton ini. 

Persepsi ini sering kali menimbulkan sebuah perdebatan mengenai berbagai tokoh yang ada dalam drama tersebut.

Salah satu drama korea yang belum lama ini hangat diperbincangkan ialah drama korea "TRUE BEAUTY".

Drama korea yang pemeran utama dibintangi oleh Cha Eun Wo, Mon Ka Young, dan Hwang In Yeop ini selama proses penayangannya selalu menjadi pembicaraan tranding di twitter. 

Cha Eun Wo yang memerankan Lee Su Ho, Mon Ka Young sebagai Lim Ju Gyeong, dan Hwang In Yeop sebagai Han Seo Joon mengisahkan sebuah cerita yang didalamnya terdapat kasus bullying yang dialami oleh Ju Gyeong ini memberikan persepsi yang hampir sama antar penonton. 

Namun, para penonton memberikan persepsi yang berbeda saat alur cerita ini membahas mengenai kisah cinta antara ketiga pemeran ini.

Banyak penton yang merasakan sensasi yang menguras emosinya saat melihat adegan-adegan yang mana Ju Gyeong di posisikan untuk memilij salah satu diantara SuHo dan SeoJoon ini. 

Dari sensasi inilah membuat penonton terbagi menjadi 2 tim, yang menempatkan fokusnya pada karakter yang berbeda. 

Untuk #timSuHo ini memfokuskan dan mendukung JuGyeong untuk berakhir dengan SuHo. Jadi atensi yang difokuskan ini hanya SuHo dan JuGyeong.

Sedangkan #timSeoJoon juga fokus untuk mendukung SeoJoon yang harus dipilih oleh JuGyeong.

Dari fokus ini persepsi yang timbul sangat banyak. 

Mereka menganggap bahwa setiap tokoh atau karakter ini memiliki kisahnya sendiri untuk dapat dipahami bersama dan dirasa pantas untuk menjadi pendamping JuKyung nantinya.

Ya.. Tadi merupakan salah satu pembahasan mengenai sensasi, atensi dan persepsi yang dikemas oleh drama korea.
Tentunya banyak sekali drama korea yang dapat dijadikan sebuah penerapan dari sensasi, atensi dan persepsi ini yang dapat memberikan pemahaman dan pembelajaran tersendiri yang dapat kita ambil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun