Mohon tunggu...
Nafila Amalia
Nafila Amalia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa

hobi membaca artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Saja Dahulu Aku...

6 April 2024   19:08 Diperbarui: 6 April 2024   19:10 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Pagi yang selalu datang tanpa kuinginkan. Rutinitas tanpa henti harus tetap dijalankan. Keengganan dan kegembiraan menyertai hari-hariku. Agenda utamaku sama seperti kalian di masa pandemi Covid-19, menggenggam gawai selalu.

    "Namun aku akan merubahnya saat memulai era bersekolah di MTs ini." Sangat terlihat bukan kalau janji ini tidak bisa kutepati.

    Mulai dari masa orientasi sekolah yang tak seindah bayanganku saat diceritakan kakakku, walau menurutnya itu masa yang sedikit mengerikan. Hanya penyampaian selamat telah memasuki sekolah ini, tidak ada pelatihan, pembiasaan atau apapun itu. Sebaliknya kami disuruh berkenalan dengan siswa lain sebanyak 60 orang. Bayangkan betapa menyebalkannya hal itu.

"Bukankah hal ini hanya akan merepotkan dan sedikit tidak berguna karena belum tentu kami akan menjadi akrab kedepannya" pikirku sembari terpaksa mengerjakannya . 


                                                                          *** 

   01/01/2024. Mataku mengerjap-ngerjap sambil menyalakan laptop. Kesadaranku langsung kembali saat melihat tanggal yang terlihat jelas di pojok kanan layar laptop juga penampakan formulir pendaftaran SMA XX.


  "Hah, apa yang terjadi tadi," ucapku menyadarkan diri bahwa cuplikan narasi sebelumnya hanya mimpi buruk masa lalu. Astaga, ayo cepat selesaikan pendaftarannya sebelum terlambat.

Realitanya sekarang aku sudah kelas 9 yang akan mendaftar SMA. Tak kusangka akan 

mengingat kembali saat-saat pertama aku memasuki sekolah ini. 

    Kedepannya pasti pikiranku akan selalu dipenuhi hal ini, belum selesai aku diteror ingatan pensi kemarin, sudah ditambah lagi. Kenapa, kenapa aku selalu saja dihantui  kejadian-kejadian tak mengenakkan di masa lalu. Sungguh melelahkan, tetapi aku tidak bisa menghilangkan tambahan beban pikiran ini bagaikan sihir yang ajaib. Kuharap teror ini akan segera berakhir. 

    Jangan lakukan hal-hal yang akan membuatmu mengatakan "andai dulu aku berbuat demikian pasti tidak akan sampai menjadi seperti itu." Sama halnya seperti berekspektasi terlalu tinggi di awal cerita. Bila sudah demikian jadikan sebagai pelajaran hidup kedepannya tanpa mengulangi kejadian yang sama dan jalani saja kehidupan saat ini dengan sebaik-baiknya. Ingat, jangan sampai kamu terjebak dalam masa lalu hingga tenggelam dalam penyesalan yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun