Menginjakkan kaki ke ruangan pertama, kami disambut oleh penjaga resepsionis yang mengarahkan kami untuk menemui seorang wanita berusia 50-an yang tengah duduk di kanan ruangan. Rupanya wanita tersebut adalah penjual tiket. Kami menyapa beliau.
"Selamat siang, Bu. Mau tiket untuk dua orang"
"Pelajar?"
"Nggih, Bu" (Iya, Bu)
"Ada KTM?"
"Waduh" aku selalu mengeluh tiap kali ada yang menanyakan KTM fisikku. Bukannya apa, hanya saja sejak 2020 UGM tidak lagi merilis KTM berbentuk fisik dan hanya memberikan E-KTM saja. Ini membuatku sedikit kesal karena aku harus merelakan beberapa promo dan diskon yang mensyaratkan konsumen menunjukkan KTM fisiknya.
"Adanya E-KTM, Bu"
"Dari univ mana?"
"UGM"Â
"Oh. Ya sudah nggak apa-apa. Dua tiket totalnya Rp20.000 ya. Tetap harga pelajar"
"Kalau umum berapa, Bu?"
"Rp25.000" jawab Ibu tersebut sembari menyerahkan kertas tiket. Ibu itu melanjutkan, "Tapi ditunggu dulu, ya, Mbak. Nanti baru bisa masuk jam 15.00"