Mohon tunggu...
Nafi Ibdiyana
Nafi Ibdiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata

Seorang mahasiswa jurusan pariwisata, suka baca, ngerjain soal matematika, dan nulis daily journal. Tertarik dengan dunia kepenulisan dan lagi belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Promosikan Desa Wisata ke Pasar Nusantara, Kemenparekraf Ajak Mahasiswa UGM Kunjungi 3 Desa Wisata di Destinasi Prioritas DIY Ini!

16 Juli 2022   22:45 Diperbarui: 17 Juli 2022   09:41 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rempah-rempah Jamu Kunyit Asam di Kampung Wisata Rejowinangun

Direktorat Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali mengadakan familiarization trip bersama mahasiswa dengan tajuk "Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Untuk Pasar Nusantara".

Dalam kegiatan famtrip kali ini, Kemenparekraf bersama dengan mahasiswa/mahasiswi program studi Pariwisata dan Bisnis Perjalanan Wisata UGM mengunjungi 3 desa wisata di destinasi prioritas sekitar DIY, yakni Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo, Desa Karanganyar di Magelang, dan Kampung Wisata Rejowinangun di Kota Yogyakarta. Harapannya, mahasiswa dapat mempelajari potensi dan keunikan yang dimiliki oleh setiap desa wisata dan mempromosikannya di media sosial.

Seperti yang telah banyak dibicarakan, kaum muda mendominasi jumlah pengguna internet dan media sosial. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2019-2020 menunjukkan bahwa sebanyak 91 persen kelompok usia 15-19 tahun dan 88,5 persen kelompok usia 20-24 tahun menggunakan internet. Sebanyak 51,5 persen mengakses internet untuk membuka media sosial dan 32,9 persen menggunakannya untuk berkomunikasi.

Ini menunjukkan bahwa selain berkontribusi tinggi terhadap jumlah populasi di Indonesia (16 persen), kaum muda juga mendominasi penggunaan internet dan media sosial. Kaum muda juga memiliki kreativitas dalam menciptakan konten-konten menarik yang mengarah pada bentuk promosi soft-selling suatu produk, termasuk produk pariwisata. 

Pengelolaan desa wisata di Indonesia sendiri merupakan bagian integral dari program pengembangan pariwisata berkelanjutan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Saat pandemi terjadi dan pembatasan perjalanan diterapkan hampir di seluruh negara di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang selama ini menjadi kontributor besar pada devisa negara mengalami penurunan drastis. 

Menanggapi hal ini, Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meluncurkan program ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) pada 2021 lalu untuk memulihkan ekonomi akibat pandemi. Tercatat ada 1.831 desa wisata yang ikut serta dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, termasuk tiga desa wisata yang dikunjungi Kemenparekraf bersama mahasiswa/mahasiswi UGM pada 30 Juni 2022 -- 2 Juli 2022.

"Ada yang mengibaratkan bahwa menjual pariwisata ke pasar kita sendiri (pasar nusantara) sama saja dengan memindahkan uang dari saku kanan ke saku kiri. Tapi bukankah itu lebih baik daripada memindahkan uang dari saku kita ke saku orang lain?", kata Khusnul Bayu selaku Dosen Pendamping Prodi Pariwisata saat dimintai sepatah dua kata dalam sarasehan di Balkondes Karanganyar Magelang bersama Kepala Desa dan Sekretaris Desa, Kamis (30/06/2022).

Maksud ucapan tersebut tentu merujuk pada peran pasar wisatawan nusantara yang dinilai mampu menjadi ‘jaring pengaman’ sektor pariwisata agar terus bisa berjalan, terutama bila mengingat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang anjlok drastis akibat travel restriction saat pandemi mengganas. 

Masih menyitir ucapan Khusnul Bayu, potret kekuatan pasar wisatawan nusantara yang mampu menjadi ‘penyelamat’ agar aktivitas wisata dapat terus berlangsung tidak hanya berlaku pada kasus di masa pandemi COVID-19 ini saja. Data historis menunjukkan bahwa peran pasar wisatawan nusantara sebagai tulang punggung bagi sektor pariwisata sudah terjadi beberapa kali. Satu yang paling mudah diingat adalah ketika Bali dilanda krisis akibat serangan teror bom pada awal dekade 2000-an silam. Dapat dikatakan pada waktu itu kunjungan wisatawan nusantaralah yang menjadi penyelamat pariwisata di Bali saat situasi sedang sulit-sulitnya.

Desa pertama yang dikunjungi pada kegiatan famtrip kali ini adalah Desa Wisata Tinalah/Dewi Tinalah. Desa wisata ini terletak di Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Desa ini masuk ke dalam 50 besar desa wisata terbaik pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 lalu dan berhasil menduduki posisi keempat dalam kategori Desa Digital.

Di desa yang dilewati Sungai Tinalah ini, peserta famtrip diajak untuk mengetahui sejarah pengembangan desa yang awalnya akan dijadikan bendungan hingga kemudian menjadi desa wisata, membuat kerajinan topi, keranjang buah, dan belalang dari daun kelapa, membuat piring dari lidi, rock painting serta menangkap ikan uceng dengan telik (perangkap ikan tradisional yang terbuat dari bambu). 

Peserta Membuat Kerajinan Daun Kelapa di Desa Wisata Tinalah. Dokpri
Peserta Membuat Kerajinan Daun Kelapa di Desa Wisata Tinalah. Dokpri

Desa kedua yang dikunjungi ialah Desa Karanganyar yang terletak di Kabupaten Magelang, 3 km barat daya dari Candi Borobudur. Desa Karanganyar masuk ke dalam 5 besar ADWI 2021 kategori Desa Wisata Berkembang. 

Di desa yang dikelilingi Pegunungan Menoreh ini, peserta berkesempatan melihat sunrise indah yang muncul di tengah-tengah Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dari atas gardu pandang Balkondes Karanganyar. 

Peserta famtrip juga diajak belajar membuat kerajinan tembikar, mengunjungi UMKM kopi luwak, spot foto Junkyard, serta berfoto di spot foto Bukit Menoreh dengan menaiki VW.

Kerajinan Tembikar di Desa Karanganyar, Magelang. Dokpri
Kerajinan Tembikar di Desa Karanganyar, Magelang. Dokpri

Di hari kedua, Jumat (01/07/2022), peserta diajak untuk menghadiri acara sales mission yang diadakan di Royal Ambarrukmo. Pada acara ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, turut hadir untuk memberikan sambutan sekaligus paparan terkait tujuan dan manfaat dari acara yang dilakukan. Perhelatan sales mission kali ini memberikan peluang bagi desa-desa wisata untuk bertemu dan mempromosikan produk wisata yang mereka miliki langsung kepada buyer. Maknanya, seller berasal dari perwakilan pengelola desa wisata, sementara buyer berasal dari pelaku industri pariwisata, seperti wedding organizer, pemilik usaha transportasi, serta travel agent.

Destinasi terakhir yang dikunjungi ialah Kampung Wisata Rejowinangun yang terletak di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. Kamwis Rejowinangun ini berhasil meraih juara 2 dalam ADWI 2021 untuk kategori CHSE. Kampung wisata ini berdekatan dengan Kebun Raya Gembira Loka dan memiliki paket wisata gabungan dengan destinasi tersebut. 

Potensi Kampung Wisata Rejowinangun terbagi menjadi beberapa cluster, di antaranya adalah cluster budaya, kerajinan, herbal, kuliner, dan agrowisata. Di kampung wisata ini, peserta diajak mengulik cara pembuatan jamu gendong yang sedang diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya intangible, membuat kerajinan blangkon yang sering dijumpai di toko oleh-oleh, serta melihat vertical garden dan potensi agrowisata yang ada.

Rempah-rempah Jamu Kunyit Asam di Kampung Wisata Rejowinangun
Rempah-rempah Jamu Kunyit Asam di Kampung Wisata Rejowinangun

Jhony Fonsen, salah satu mahasiswa peserta famtrip, mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti program ini.

"Terima kasih, Kemenparekraf. Pengalaman tiga hari ini jadi pengalaman yang sangat berharga buat saya. Setelah melewati beberapa semester di bangku perkuliahan, baru pertama kali ini saya melakukan observasi langsung di lapangan bersama teman-teman, Kemenparekraf dan dosen. 

Saya jadi bisa menganalisis teori-teori yang sudah saya pelajari di kelas dan bagaimana aplikasinya di lapangan. Ternyata penerapan teori-teori itu fleksibel dan tidak se-saklek yang saya bayangkan.

 Selain itu, keberadaan desa wisata yang semakin eksis saat ini membuat saya antusias dan bersemangat untuk mempelajari pariwisata di kelas dan di lapangan lebih dalam lagi, terutama tentang pengembangan desa wisata. Semoga pandemi bisa segera usai dan pariwisata bisa bangkit kembali", ungkap Jhony pada hari terakhir famtrip, Sabtu (02/07/2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun