Papua Memeluk Sawit
Suara ini terdengar jauh dari ujung timur
Menikam perlahan daun telinga yang tertidur
Orang serakah tengah berbisik dengan teratur
Merancang puluhan ribu hektar yang akan hancur
Sebesar kepal kemarahan tak tersadar
Anak adat akan semakin pudar
Kelak mereka akan dipekerjakan
Tentu, oleh orang-orang perusahaan
"Mari kita bantu mereka menjadi makmur
Kita kumpulkan masyarakat adat yang tak pandai bertutur
Lalu kita suapi iming-iming kesejahteraan
Masyarakat yang tidak paham akan mengangguk kegirangan."
Bisikannya terdengar jelas bagai gemuruh yang lepas
Bagaikan Cenderawasih yang terbang begitu bebas
Masuk ke gendang telinga dan berdendang
Ditabuh berkali-kali sampai hilang
"Suku Awyu berkulit eksotis, bertelanjang kaki, bermahkota ekor Cenderawasih
Mereka hanya suku adat yang kurang kasih
Kita berikan saja peralatan kayu dan pangan
Mereka akan menjadikan kita teman
Suku Moi yang berkain merah taat dengan leluhur
Berikan saja surat perjanjian yang tak bisa mereka baca
Arahkan tangan mereka ke atas meterai dan berikan mereka pena
Tanah dan hutan akan jadi milik kita."
Suara itu menunggangi angin
Datang dengan lembut menabrak wajah tetua adat
Bagai hembusan penghinaan yang kuat
Kalian pikir kami hanya kera yang akan duduk memakan pisang di depan surat?
Kami masyarakat adat berteriak meminta keadilan
Seperti anak-anak burung yang menunggu induknya membawa makanan
Belum sampai induknya datang
Kami keburu mati dalam kegelapan
Suku Awyu dan Moi serupa sepasang kekasih
Bergandeng tangan menempuh jarak yang mustahil diraih
Melakukan ritual dan tarian adat
Di tengah kota yang katanya terdapat keadilan hukum yang paling hebat
Tidak ada yang peduli
Semua jadi tuli
Semua bisa mereka beli
Pohon beserta ulatnya
Tanah beserta cacingnya
Masyarakat adat beserta hutannya
Sepasang kekasih Awyu dan Moi
Pulang dengan kaki berbekas aspal
Dengan Papua yang masih sepi
Dilain waktu mereka akan pulang dan menemukan
Papua yang memeluk sawit
2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H