Mohon tunggu...
Nafidza Shadrina Feira
Nafidza Shadrina Feira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknologi Pangan Undip

Teknologi Pangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karbit, Etilen dan Extra Joss: Strategi Cerdas atau Ancaman Terhadap Buah yang Sehat?

11 Desember 2023   19:20 Diperbarui: 11 Desember 2023   20:18 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penanganan pasca panen buah memiliki peran yang krusial dalam menentukan kualitas akhir buah yang sampai ke konsumen. Tingkat kematangan buah menjadi parameter penting dalam proses sortasi dan grading, yang memotong buah menjadi kategori-kategori yang seragam. Para produsen buah berusaha menjaga keseragaman kematangan dengan menerapkan berbagai perlakuan, salah satunya melalui penggunaan karbit. Namun, penggunaan karbit tidak lepas dari berbagai kekurangan. Meskipun demikian, buah yang dikonsumsi dalam kondisi matang memberikan pengalaman sensorik yang lebih memuaskan dengan warna, aroma, dan rasa yang lebih disukai oleh konsumen. Proses pematangan merupakan tahap akhir dalam perkembangan buah yang secara alami dipengaruhi oleh fitohormon etilen. Etilen, yang berbentuk gas, dihasilkan terutama saat buah memasuki fase senesensi atau pematangan. Aplikasi eksternal hormon ini, seperti etilen dari buah matang atau gas asetilen dari kalsium karbida, dapat memacu proses pematangan, membuka peluang untuk lebih memahami dan mengoptimalkan penanganan pasca panen dalam industri pertanian.

jatimnet.com
jatimnet.com
Para produsen buah di Indonesia terus berupaya mencapai kematangan yang seragam dengan menerapkan berbagai perlakuan pematangan. Buah pisang dan sawo, sebagai buah klimakterik yang umum di Indonesia, terus menjadi fokus penelitian. Proses pematangan buah dapat dipercepat melalui penggunaan etilen, termasuk karbit (etilen gas) dan ethrel (etilen cair), serta dengan inovasi baru seperti minuman berenergi extra joss. Meskipun karbit mudah diakses dan terjangkau, penggunaannya memiliki kekurangan, termasuk bau tidak sedap dan potensi merusak kulit buah. Ethrel, yang diencerkan dengan air, memberikan alternatif tanpa bau dan tanpa merusak integritas kulit buah. Sebagai opsi inovatif, extra joss dengan kandungan vitamin B kompleks telah digunakan oleh para pedagang untuk mempercepat pematangan buah dengan cara disemprotkan.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan karbit dapat menyebabkan buah terlalu cepat matang, menghasilkan bintik-bintik coklat dan kejadian buah rontok, terutama pada buah pisang. Extra joss, yang sebelumnya dikenal sebagai minuman energi, juga memberikan kontribusi pada pasca panen buah dengan kandungan vitamin B kompleksnya yang dapat meningkatkan metabolisme sel, mempercepat laju kematangan buah. Seiring dengan upaya mempercepat pematangan, sortasi dan grading pada buah-buahan setelah pemanenan menjadi tahap krusial untuk mendapatkan hasil yang seragam dalam bentuk, warna, ukuran, dan tingkat kematangan. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan konsistensi dan kualitas buah yang akan dipasarkan. Penyimpanan buah, terutama buah klimakterik seperti pisang, dalam suhu dingin juga menjadi strategi penting untuk menjaga kualitas dan mencegah pembusukan tanpa mengorbankan tingkat kematangan yang diinginkan. Dengan berbagai inovasi ini, industri buah di Indonesia terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan buah yang matang secara seragam dan berkualitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun