Mohon tunggu...
Nafidza Shadrina Diva Aulia
Nafidza Shadrina Diva Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB

Saya adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Jaringan Sosial di Dunia Maya: Keuntungan dan Risiko bagi Gen Z

18 April 2024   11:24 Diperbarui: 18 April 2024   11:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Alexander Shatov di Unsplash.com 

Oleh: Nafidza Shadrina DIva Aulia, Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB

Media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia di era digitalisasi seperti saat ini, termasuk Generasi Z. Generasi yang tumbuh dan berkembang di tengah kemajuan teknologi ini, tentu telah menjadikan media sosial selayaknya teman hidup. Media sosial menjadi salah satu tempat andalan bagi para Generasi Z untuk membangun jaringan sosial di dunia maya. Platform media sosial, aplikasi pesan instan, dan forum online memainkan peran penting dalam memfasilitasi interaksi dan berbagi informasi di antara generasi ini. Namun, seperti halnya dua sisi mata uang, ada keuntungan dan risiko yang harus dipertimbangkan ketika membangun jaringan sosial di dunia maya.


Keuntungan Membangun Jaringan Sosial di Dunia Maya

Memperluas Jangkauan Komunikasi

Salah satu manfaat utama  media sosial adalah kemampuannya untuk memperluas cakupan komunikasi. Dibandingkan dengan metode komunikasi tradisional, media sosial memungkinkan individu  menjangkau khalayak yang lebih luas. Generasi Z dapat dengan mudah terhubung dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk belajar dan berbagi pengalaman yang ada.

Meningkatkan Kesadaran Sosial

Melalui media sosial, Generasi Z dapat dengan cepat mendapatkan informasi tentang isu-isu sosial dan lingkungan yang sedang tren. Hal ini memungkinkan mereka untuk menjadi lebih sadar dan peduli terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat global, mulai dari perubahan iklim, ketimpangan sosial, hingga isu-isu hak asasi manusia. Dengan akses yang mudah terhadap berbagai sumber informasi, generasi Z memiliki kesempatan untuk mendalami berbagai perspektif dan pandangan yang ada, sehingga memperkaya pemahaman mereka tentang kompleksitas masalah-masalah yang ada. Tidak hanya itu, media sosial juga memberikan platform bagi generasi Z untuk berpartisipasi dalam diskusi publik, berbagi pendapat mereka, serta dapat saling berkolaborasi untuk membantu menyelesaikan isu-isu yang ada.


Peluang Karir dan Bisnis

Media sosial juga memberikan peluang bagi Generasi Z untuk membangun reputasi dan jaringan profesionalnya. Banyak platform, seperti LinkedIn dan Instagram, memungkinkan mereka untuk mempromosikan bakat, karya, dan produk mereka serta membuka peluang karir dan bisnis baru. Melalui platform ini, mereka dapat menampilkan portofolio, membagikan proyek-proyek yang telah dikerjakan, dan berbagai kegiatan yang dapat membangun personal branding yang lebih baik sehingga dapat menunjang prospek karir kedepannya.


Risiko Membangun Jaringan Sosial di Dunia Maya

Risiko Isolasi Sosial dan Gangguan Kesehatan Mental

Media sosial memang memungkinkan konektivitas yang luas, namun disamping itu terdapat risiko isolasi sosial yang kemungkinan besar akan dihadapi oleh penggunanya, termasuk Generasi Z. Ketergantungan pada media sosial yang berlebihan dapat mengurangi interaksi langsung dengan orang lain. Hal ini tentu bukan merupakan pertanda baik karena akan menyebabkan kurangnya keterampilan sosial dan rasa ketergantungan pada dunia maya. Bahkan untuk kasus terburuk, ketergantungan terhadap media sosial dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian oleh Twenge dan Campbell (2018), dimana mereka menemukan bahwa lebih banyak waktu menatap layar setiap hari dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis yang lebih rendah, termasuk berkurangnya rasa ingin tahu, lebih rendahnya pengendalian diri, lebih mudah teralihkan perhatiannya, lebih sulit berteman, dan kurang stabilnya emosi. Bahkan terdapat risiko gangguan depresi yang lebih tinggi pada Generasi Z.

Privasi dan Keamanan Data

Risiko privasi dan keamanan data juga menjadi concern utama. Generasi Z perlu lebih berhati-hati dalam memberikan informasi pribadi mereka di media sosial untuk menghindari eksploitasi atau penyalahgunaan data. Apalagi saat ini, sedang maraknya kasus kebobolan data pribadi yang menimpa masyarakat, termasuk Generasi Z. Bahkan, menurut laporan 'Persepsi Publik atas Pelindungan Data Pribadi 2021' yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Generasi Z menjadi generasi yang paling rentan terhadap resiko kebocoran data pribadi. Hal ini menjadi peringatan bagi para Generasi Z untuk lebih aware terhadap keamanan data yang dimilikinya.

Media sosial memiliki potensi besar untuk membantu Gen Z membangun jaringan sosial yang luas dan memperluas peluang di berbagai bidang kehidupan. Namun, mereka juga harus mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul, seperti isolasi sosial, gangguan  mental,  masalah perlindungan data, dan berbagai risiko lainnya.

Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan media sosial secara bijak, membangun jaringan  positif, dan melindungi diri dari berbagai risiko yang ada. Dengan pendekatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk pengembangan pribadi dan profesional  di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun