Dari kejauhan Doni berlari dan mendekati ketiga kawannya itu. Ia menceritakan kejadian yang ia alami dan meminta temannya bersembunyi. Mereka semuanya  berlari, namun Doni melarikan diri sendiri. Ketiganya berlari kearah yang berbeda. Doni berlari sampai menuju sawah yang disana ada dua orang dewasa yang mencari kunang-kunang. Satu seorang tua renta dan lainnya tidak terlalu tua. Tak disangka , gerombolan preman itu datang menertawai Doni dan berusaha menangkapnya. Dua orang sedari tadi tahu kedatangan Doni berusaha melerai hal tersebut. Seorang yang tua renta tiba-tiba dipukul tanpa ampun.
      Seorang lagi tidak hanya melihat, berusaha menyelamatkan walaupun ia terjatuh dan babak belur. Doni berusaha mengambil jalan keluar dengan berlari karena ia sadar tidak bisa menyelamatkan mereka berdua. Setelah keduanya cukup parah babak belur, para preman mengejar kembali Doni. Tak jauh dari tempat Doni, ia bertemu Roni yang berdiri di hadapannya dan tersenyum.
" Ayo kita lari, Ron!"
" Eh sebentar, tak masukkin dulu"
" Kamu masih sibuk cari kunang-kunang, tidak cari bantuan?"
" Sudahlah ikuti kemana aku lari"
Mereka berlari sampai ke sebuah perkampungan kecil dan disana banyak remaja dan dewasa mempersiapkan acara bangun sahur. Para preman kemudian berlari menuju perkampungan dan melihat sekumpulan remaja bersama Doni dan Roni. Para remaja berbalik mengejar preman. Iwan dan Rama membawa beberapa orang dewasa yang salah satunya adalah RT setempat. Alhasil para preman berhasil ditangkap. Keempat sekawan itupun merasa lega dan petualangan malam mereka berlanjut bersama remaja lainnya.
      Esok malamnya keempat sekawan itu berkumpul lagi sembari mengingat malam yang tegang itu.
" Kabarnya preman yang ditangkap kemarin selain berencana merampok juga melakukan tindakan pencurian mayat" Terang Rama.
" Oh begitu ya, untung kita selamat" Iwan bernafas lega.
" Mau berburu kunang-kunang lagi, tuh di langit sudah kelap-kelip" Ajak Roni.