" Kabarnya di desa pinggir jalan raya , ada berita yang bikin geger sampai ke sini"
" Apaan Don?" Iwan meragukan perkataan temannya itu .
" Menurut rumor yang beredar, kunang-kunang yang bertebaran membuat orang takut keluar rumah"
" Itukan mitos sejak jaman dulu yang katanya dari kuku orang mati kan" Rama menyangsikan.
" Bukan , lebih dari itu"
" Emang apaan Don? " Iwan penasaran.
" Setiap kali kunang-kunang itu bertebaran, selalu saja ada hal yang tak baik"
" Menurutku, mungkin kebetulan aja" Rama tidak percaya.
" Apa perlu kita perlu tahu itu?" Doni mengajak ketiga temannya .
" Kita setuju " Roni dan Iwan menyetujui, sedang Rama menghela napasnya .Â
      Senja  pun datang, tetapi empat sekawan itu berjalan beriringan dengan tertawa membawa sejumlah makanan ringan. Mereka berniat memulai Ramadhan dengan sekumpulan penjual yang menjual takjil hinga menjelang  membangunkan sahur. Adzan berkumandang, banyak manusia berbondong-bondong memadati pasar dan di depan serambi masjid. Menenteng sajadah dan bersiap berjamaah. Kami pun beriringan bersama mereka agar menerima berkahnya Ramadhan, namun tak lupa dengan tujuan kami yakni menghabiskan waktu sebelum kepulangan Rama.