Mohon tunggu...
Nafiaturohmah
Nafiaturohmah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Abadi

Al-Faqiroh Ilaa Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membebaskan Kedua Orangtua dari Api Neraka

13 Maret 2021   10:25 Diperbarui: 13 Maret 2021   10:27 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat" (Quran Surat asy-Syu'ara : 214)

Hukum berdakwah secara umum adalah fardu kifayah, namun hukum mendakwahi keluarga adalah fardhu 'ain. Maka prioritas kita dalam berdakwah bukan mereka yang hadir rutin dalam kajian kita, namun prioritas dakwah setiap muslim adalah keluarganya yang berada di rumah karena merekalah yang akan Allah Subhanahu Wa Ta'ala pertanyakan kepada kita di akhirat kelak, merekalah sejatinya tanggungan utama kita yang harus kita selamatkan dari api neraka. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :    

" Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Quran Surat al-Tahrim: 6)

Termasuk dari berdakwah kepada keluarga adalah dakwah kepada orangtua. Dakwah kepada orangtua termasuk dari berbakti kepada mereka karena hal tersebut akan menyelamatkan mereka dari api neraka dan murka Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saat mendakwahi orang tua, lebih baik kita menggunakan perkataan yang halus, mengajak mereka dengan santun dan menasehati mereka tanpa lupa akan kedudukan mereka, seperti yang di lakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat mendakwahi pamannya Ali bin Abi Thalib juga seperti yang di lakukan Ibrahim saat mendakwahi Ayahnya Azar. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

''Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.''(Quran Surat al-A'nam : 108)

Allah juga sering menyandingkan hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan hak orangtua dalam firman-Nya, hal tersebut menandakan besar dan beratnya kewajiban ini di imbangi dengan besarnya pahala yang akan di dapat.

Luqmanul Hakim adalah sosok yang sangat memahami kewajiban ini. Sehingga, Luqmanul Hakim senantiasa menasehati anaknya untuk beriman kepada Allah dan menjauhi perbuatan syirik. Luqmanul Hakim juga mendidik anaknya untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia ,selalu bersabar, tidak sombong dan rendah hati. Nasehat--nasehat Luqmanul Hakim telah mencangkup banyak aspek, dari sisi aqidah, syari'at maupun akhlak, sehingga  Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengabadikan namanya di dalam Al--Quran sebagai seorang sholih yang menasehati anaknya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar." (Qur'an Surat luqman : 13)

Al--Qur'an juga telah menceritakan kepada kita bagaimana para rasul memprioritaskan dakwahnya kepada keluarga. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Nuh saat melihat istri dan putranya bernama Kan'aan sedang berkumpul bersama orang-orang kafir, dengan penuh harap, Nabi Nuh menyampaikan dakwahnya kepada mereka, memberikan nasehat serta senantiasa mengingatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, namun istri dan anaknya mengabaikan semua seruan-seruan tersebut sehingga termasuk dalam orang-orang kafir yang terkena azab.

Terdapat pula kisah Nabi Luth yang harus bersusah payah menyampaikan kebenaran terhadap istrinya, saat istrinya bernama Wa'ilah membantu kaumnya Sodom dalam perbuatan keji yaitu homo seksual, namun dakwah beliau tidak membuahkan hasil dan berujung dengan turunnya azab Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Kaum Sodom dan istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun