Mohon tunggu...
Nafiatul Faradita
Nafiatul Faradita Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gula-gula Kota

4 April 2014   03:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan perkotaan sepertinya mempunyai magnet tersendiri bagi orang-orang yang berada di pedesaaan.Kota ibarat gula-gula yang manis yang akan selalu digerumuti semut. Bagaimana tidak, kota pasti identik dengan pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, pusat mobilitas ekonomi, bahkan dapat dikatakan kota merupakan pusat mobilitas di semua bidang.

Kebanyakan orang-orang desa berpikir bahwa kehidupan di kota jauh lebih baik daripada hidup di desa, hal ini dilihat dari pendapatan di kota yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan dari pekerjaan-pekerjaan di desa yang tidak menentu karena biasanya mengandalkan sumber daya alam. Padahal kalau dikalkulasikan penghasilan di kota maupun di desa hampir tidak terlalu jauh berbeda. Tingginya pendapatan di suatu daerah pasti mengiringi mahalnya harga kebutuhan--baik primer maupun sekunder—maupun sebaliknya tingginya pendapatan diiringi dengan mahalnya harga kebutuhan.

Banyaknya lapangan pekerjaan di perkotaan juga mendorong masyarakat desa untuk berurbanisasi. Dilihat dari pendidikan terakhir mereka yang sebagian besar hanya lulus sekolah menengah atau bahkan ada pula yang hanya lulus sekolah dasar, sepertinya tidak mungkin mereka mendapatkan pekerjaan kantoran, setidaknya mereka akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga, karyawan toko, atau supir. Tetapi bekerja di kota seperti itu, tentunya lebih baik daripada menjadi pengangguran di desa. Di kota mereka bisa mendapat gaji minimal lima ratus ribu rupiah perbulan, sedangkan di desa mereka tidak berpenghasilan sama sekali.

Kalau sudah begitu yang akan terjadi adalahkehidupan akan bergumul di perkotaan, kota akan menjadi sesak, padat oleh orang-orang mencari peruntungan dengan merantau ke kota. Kemacetan akan semakin parah, jumlah gelandangan dan pengemis akan meningkat, sampah juga membludak, lingkungan kumuh juga akan semakin bertambah.

Sebelum semuanya terlanjur dan sulit untuk diatasi, maka ada baiknya jika pemerintah memindahkan gula-gula itu dari kota ke desa. Sediakanlah lapangan pekerjaan di pedesaan, tingkatkan subsidi untuk para petani, berikanlah pelatihan-pelatihan bagi penduduk desa untuk mendirikan usaha sendiri, intinya pemerintah harusnya mewadahi sekaligus memfasilitasi para petani maupun pelaku usaha kecil menengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun