Mohon tunggu...
naf fadz
naf fadz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Dakwah Islam di Era Modern: Tantangan Strategi

13 Oktober 2024   13:00 Diperbarui: 13 Oktober 2024   13:03 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah nilai, baik positif maupun negatif. Orang dapat melihat nilai-nilai positif dan memperkaya budaya Islam dengan bukti ilmiah dan teknis, dengan menggabungkan budaya islam dan budaya barat. Namun, nilai-nilai negatif telah berkembang, termasuk kehilangan nilai moral sebagian besar orang Islam. Berdakwah dengan metode dan teknologi modern adalah cara untuk mengantisipasi masalah ini. Dakwah, sebuah konsep  yang menekankan prinsip cinta ma'ruf nahi munkar, dapat mencakup berbagai aspek aktivitas manusia yang sangat luas dan rumit.

Dakwah islam merupakan sebuah kegiatan untuk menghimbau, menyampaikan atau menyebarkan ajaran islam kepada seseorang ataupun masyarakat dengan tujuan agar para masyarakat mengamalkan ajaran agama islam, memperkuat keimanan, dapat membimbing dalam kehidupan sehari-hari, dan masih banyak hal positif lainnya. Dakwah islam dapat dilakukan kapan saja, di mana pun,  dan dengan metode apa pun. Nah, dakwah islam itu bisa kita sampaikan  melalui berbagai cara, seperti ceramah,  tulisan, serta media sosial.

Dengan seiring perkembangan zaman dan canggihnya teknologi di era sekarang ini, dakwah islam tidak harus dilakukan secara tatap muka, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat modern dari segi materi, metode, dan media yang akan digunakan. Nah, dakwah dapat dilakukan melalui media sosial, yang berarti dakwah ini dilakukan secara online. Namun, ternyata ada aspek yang kurang menguntungkan dari dampak peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi dan transformasi informasi terhadap posisi agama yang sekaligus merupakan tantangan dakwah, seperti : adanya krisis moral di masyarakat, membuat para pendakwah untuk memberikan solusi yang praktis dan Islami terhadap masalah-masalah tersebut, bagaimana cara mengajak umat islam agar tetep teguh pada ajaran agama islam mereka dan menjaga toleransi terhadap penganut agama lainnya, di dunia terdapat banyak ragam generasi, sehingga pendakwah harus mencari cara penyampaian yang menarik dan relevan tanpa menghilangkan esensi dari agama islam, bagaimana caranya meningkatkan pemahaman literasi agama kepada para masyarakat yang sibuk dengan urusan dunia, di era modern ini umat islam terpecah menjadi berbagai golongan dan pandangan, hal ini membuat pendakwah harus menghadapi berbagai pandangan tersebut di kalangan umat muslim, adanya eliminasi nilai-nilai
moral agama diganti dengan nilai-nilai moralitas baru ciptaan masyarakat, ada proses individualis di mana kehidupan kolektif, persatuan, gotong royong, kini telah digantikan oleh semangat individualisme yang kuat, Sekularisme selalu memisahkan kehidupan beragama dari urusan publik, karena agama hanya dinilai sebagai urusan pribadi antar individu.

Kegiatan dakwah harus menggunakan strategi yang mampu menjawab semua aspek kehidupan manusia, serta diperlukan untuk mengatasi dan menetralisir gejolak sosial yang timbul. Strategi dakwah Islam digunakan untuk mendorong perubahan menuju kualitas moral yang lebih baik, bukan untuk melawan perubahan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif diperlukan strategi dakwah di era modern, yaitu : para pendakwah menggunakan media sosial, seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan  twitter, membuat konten dakwah yang menarik bisa dengan menggunakan visual gambar, meningkatkan dakwah dengan membuat podcast, mengadakan dakwah dengan livestreaming (membuat dakwah berasa seperti tatap muka langsung, di mana ketika livestreaming audience dapat bertanya langsung melalui kolom komentar),  membahas masalah yang sesuai dengan kehidupan modern, membentuk sebuah komunitas baik secara online maupun offline  (bisa berbentuk grup Whatsapp) bisa menjadi sarana dakwah secara personal dan mendalam, serta melibatkan influencer muslim atau tokoh yang memiliki pengaruh besar di media sosial dapat memperluas jangkauan dakwah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun