Mohon tunggu...
Nafaris Aditya Afghany
Nafaris Aditya Afghany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan semester 7 yang sedang menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Numpang lahir di kota Perwira dan tumbuh besar di kota dengan motto Cerdas, Modern, Religius. Memiliki minat dibidang perekonomian, politik, dan perkembangan teknologi. Apa yang saya tulis di blog ini murni opini pribadi saya yang sering kali tidak bisa saya ungkapkan di dunia nyata.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sistem Hak Sewa Murni, Mungkinkah Diterapkan di Indonesia?

7 Januari 2024   03:16 Diperbarui: 7 Januari 2024   06:26 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay

Pengelolaan Risiko Finansial

Salah satu aspek penting dari sistem sewa lahan murni adalah kemampuannya untuk mengelola risiko finansial yang terkait dengan kepemilikan lahan. Dalam konteks Jakarta yang dinamis dan berkembang pesat, pengusaha tidak perlu mengalokasikan dana besar untuk membeli lahan, yang dapat digunakan untuk modal operasional atau pengembangan bisnis lainnya. Hal ini tidak hanya mengurangi tekanan finansial pada pelaku usaha, tetapi juga meminimalkan risiko terkait fluktuasi nilai properti.

Penyelarasan dengan Rencana Pembangunan Kota

Sistem sewa lahan murni dapat membantu Jakarta menyelaraskan pertumbuhan kota dengan rencana pembangunan jangka panjang. Fleksibilitas dalam pemanfaatan lahan memungkinkan kota untuk lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Dengan demikian, penerapan model ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih adaptif dan berkelanjutan, mengurangi kemungkinan konflik antara perkembangan kota dan kebutuhan masyarakat.

Peningkatan Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Publik

Seiring dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, pemerintah Jakarta dapat lebih mudah mengakses lahan untuk proyek-proyek pembangunan publik melalui sistem sewa lahan murni. 

Taman, jalur hijau, dan fasilitas umum lainnya dapat dikembangkan dengan lebih efisien, meningkatkan kualitas hidup penduduk. Penekanan pada ruang terbuka juga memiliki dampak positif pada kesejahteraan masyarakat, menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan perkotaan dan kebutuhan lingkungan.

Penerapan sistem sewa lahan murni ala Singapura di Jakarta memiliki potensi besar untuk menjadi solusi inovatif dalam mengatasi tantangan pengelolaan lahan. Dengan fleksibilitas, stimulasi investasi, manajemen risiko finansial, penyelarasan dengan rencana pembangunan kota, dan peningkatan ketersediaan lahan untuk pengembangan publik, Jakarta dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat untuk mewujudkan potensi positif dari penerapan sistem sewa lahan ini. Sebuah langkah menuju perubahan paradigma dalam pengelolaan lahan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ibu kota Indonesia.

Sumber:

Bachriadi,  D  &  Wiradi,  G  2011, Enam  dekade  ketimpangan  masalah  penguasaan  tanah  di Indonesia,Agrarian Resource Center, Bina Desa, Konsorsium Pembaharuan Agraria, Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun