Mohon tunggu...
Nafara Dziqro
Nafara Dziqro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Jakarta, jurusan Sistem Informasi, Angkatan 2024

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam: Analisis Tantangan dan Solusi

6 Oktober 2024   15:58 Diperbarui: 6 Oktober 2024   16:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan 

Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 banyak sekali inovasi-inovasi yang bermunculan dimuka bumi ini, lantas, inovasi tersebut dikembangkan dan juga dipelajari untuk menemukan ide baru. Salah satunya ialah penemuan teknologi, seiring berjalannya waktu, semakin majulah teknologi di Indonesia. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dunia pendidikan mengalami transformasi yang signifikan. 

Hal ini juga berlaku dalam pendidikan tinggi keagamaan Islam, di mana pemanfaatan teknologi digital semakin menjadi keharusan. Literasi digital telah menjadi kompetensi yang sangat penting di berbagai sektor, termasuk dalam dunia pendidikan di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini,. Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) sebagai institusi pendidikan tinggi yang berfokus pada studi keagamaan Islam, juga tidak lepas dari kebutuhan untuk mengembangkan literasi digital di kalangan mahasiswa dan dosen. 

Literasi digital mencakup keterampilan dalam menggunakan teknologi digital, memahami media digital, serta kemampuan untuk mengelola dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber-sumber digital. Dalam konteks PTKI, literasi digital bukan hanya penting untuk meningkatkan kualitas akademik, dan meningkatkan kualitas diri, tetapi juga untuk memperkuat peran institusi dalam menyebarluaskan ajaran Islam secara efektif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Namun, meskipun literasi digital mengandung banyak keuntungan, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam implementasinya. Akses terhadap teknologi dan internet yang masih terbatas di beberapa daerah menjadi salah satu hambatan utama. dapat diandalkan. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis tantangan-tantangan ini secara mendalam dan mencari solusi yang efektif. Melalui pendekatan yang tepat, institusi pendidikan tinggi keagamaan Islam dapat mengembangkan program-program yang mendukung peningkatan literasi digital di kalangan mahasiswa.

Ini tidak hanya akan memperkuat kemampuan akademis mereka, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi generasi yang mampu menghadapi tantangan zaman, dengan pemahaman yang kuat tentang ajaran Islam yang relevan dan aplikatif. Dengan demikian, esai ini akan membahas pentingnya literasi digital dalam pendidikan tinggi keagamaan Islam, mengidentifikasi tantangan yang ada, dan menawarkan solusi yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di lingkungan pendidikan tersebut.

Tantangan dalam Literasi Digital 

Berikut adalah tantangan dalam pengembangan literasi digital diperguruan tinggi keagamaan islam di Indonesia. Yang pertama ialah, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan infrastruktur merupakan salah satu tantangan utama dalam pengembangan literasi digital di PTKI adalah keterbatasan infrastruktur dan akses teknologi. Banyak perguruan tinggi keagamaan, terutama yang berada di daerah terpencil, masih menghadapi masalah dalam hal akses internet yang stabil dan fasilitas komputer yang memadai. Keterbatasan ini dapat menghambat mahasiswa dan dosen dalam memanfaatkan berbagai sumber daya digital yang tersedia secara optimal.

Adapun yang kedua adalah kurangnya pelatihan dan kompetensi pelatihan dalam bidang literasi digital sering kali kurang diperhatikan di beberapa PTKI. Dosen dan mahasiswa mungkin tidak mendapatkan pelatihan yang memadai tentang cara menggunakan teknologi digital secara efektif. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya keterampilan dalam mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi digital dengan bijak. Ketiga, persepsi negatif terhadap teknologi, ada juga persepsi negatif atau skeptisisme terhadap teknologi digital di kalangan sebagian orang dalam komunitas keagamaan. 

Beberapa mungkin menganggap bahwa teknologi digital dapat merusak nilai-nilai keagamaan atau mengalihkan perhatian dari studi keagamaan. Persepsi ini dapat menjadi penghalang dalam adopsi teknologi dan pengembangan literasi digital di lingkungan PTKI. Yang terakhir adalah kesenjangan digital, kesenjangan digital antara mahasiswa dengan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda juga merupakan tantangan. Mahasiswa dari latar belakang ekonomi kurang mampu mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses perangkat digital dan internet yang berkualitas. Hal ini dapat menciptakan ketidakmerataan dalam kemampuan literasi digital di kalangan mahasiswa.

Solusi untuk Meningkatkan Literasi Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun