Mohon tunggu...
Nafa Reza Aulia P
Nafa Reza Aulia P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen

Mahasiswa Manajemen tingkat akhir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hoaks Menyebar, Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Perangi Hoaks dengan Bot Whatsapp

10 Agustus 2021   20:16 Diperbarui: 10 Agustus 2021   20:50 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendal (10/08) – Mahasiswa KKN Undip telah melakukan edukasi untuk memerangi hoaks Covid-19 secara bertahap kepada masyarakat RT 06 RW 08, Dusun Turunsih. Hal ini dilatar belakangi oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan munculnya banyak perubahan di masyarakat. 

Kondisi saat ini membatasi terjadinya interaksi langsung yang membuat masyarakat mulai berbondong-bondong memanfaatkan teknologi untuk tetap berkomunikasi dan memperoleh informasi baru. Namun, masyarakat yang memanfaatkan teknologi dengan pengetahuan minim menerima semua informasi dari berbagai sumber tanpa tahu mana informasi yang benar. Whatsapp, selain sebagai aplikasi yang digunakan untuk mengirim pesan. Aplikasi ini juga cukup rentan dalam penyebaran hoaks melalui pesan berantai.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Mashudi, Ketua RT 06 RW 08, Dusun Turunsih, sebagian besar warga RT 06 banyak usia tua (lebih daru 40 tahun) dan banyak yang telah memiliki Whatsapp. 

Melalui media Whatsapp dan kabar dari mulut ke mulut, beberapa hoaks yang telah diterima oleh masyarakat RT 06 meliputi air kelapa muda yang tidak boleh dikonsumsi setelah vaksin, bawang putih untuk mencegah Covid-19, vaksin dapat mengakibatkan sakit hingga vaksin kematian, dll. Masyarakat sangat mudah menelan informasi yang mereka dapatkan tanpa mencari tahu kebenarannya lebih lanjut. 

Mencari tahu kebenarannya dirasa cukup rumit karena harus mencari dari beberapa sumber dan cukup menghabiskan waktu. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberi edukasi mengenai cara untuk mengecek hoaks dengan cara yang mudah.

Edukasi online melalui grup Whatsapp
Edukasi online melalui grup Whatsapp

Kegiatan edukasi dimulai dengan berinteraksi melalui grup Whatsapp, mengumpulkan hoaks apa saja yang mereka terima. Selanjutnya, mahasiswa memberikan tanggapan dengan mengirirmkan artikel yang benar dan dari sumber yang kredibel. 

Kegiatan edukasi selanjutnya dilaksanakan pada Sabtu (17/07/2021) pukul 19.20 WIB dengan mengenalkan dan memberi tutorial mengenai bot Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia). Mafindo sendiri merupakan komunitas yang bergerak untuk mencegah penyebaran hoax. 

Mafindo telah menjadi institusi legal sejak 2016 dan tersertifikasi oleh lFCN/Poynter. Mafindo juga menghadirkan bot Whatsapp guna memudahkan pengguna yang ingin mengetahui kebenaran informasi yang diterima dalam waktu singkat. 

Selain tutorial dalam bentuk chat, edukasi dilakukan dengan mengirimkan video tutorial singkat. Dengan harapan edukasi dapat dipahami oleh masyarakat.

Kegiatan edukasi lanjutan dilakukan secara luring melalui pembagian paket yang berisi brosur cara menggunakan bot, masker kain dan masker medis. 

Dalam pembagian paket ini, dilakukan juga edukasi singkat kepada warga untuk mengingatkan kembali mengenai materi yang telah diberikan. 

Materi tidak hanya seputar cara penggunaan bot, tetapi juga edukasi cara yang benar menjaga kesehatan tubuh selama pandemi, seperti anjuran menggunakan double masker, segera vaksin, mencuci tangan selama dua puluh detik, tidak menyentuh wajah saat tangan masih kotor, dll. Ketika pembagian paket ini, warga juga terlihat cukup antusias.

Pengisian formulir evaluasi
Pengisian formulir evaluasi
Akhir dari kegiatan ini adalah monitoring dan evaluasi terhadap perilaku masyarakat setelah edukasi. Dalam masa monitoring, sudah ada beberapa warga yang mau mengenakan masker ketika mereka berkunjung ke tetangga dan membeli barang di warung. 

Untuk evaluasi, dilakukan menggunakan formulir yang diisi oleh lima orang warga RT 06. Hasil dari formulir menunjukkan empat dari lima warga jawabannya cukup sesuai dengan materi dan satu warga menjawab kurang tepat. 

Hal ini, bukan masalah besar mengingat rentang waktu edukasi yang singkat. Perlu waktu cukup panjang supaya masyarakat dapat memahami dan menerapkan materi edukasi secara keseluruhan.

Penulis : Nafa Reza Aulia Pradillah – FEB Undip 2018

Dosen Pembimbing: Ir. Bambang Sulistiyanto, M. Agr., Sc., Ph.D., I.P.U.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun