Selain itu, anak-anak dengan ditemani beberapa orang dewasa akan berkeliling kampung untuk mengunjungi setiap rumah-rumah warga dengan menyanyikan tembang-tembang petuah agar tidak terjadi wabah lagi dikemudian hari.
Warga pun antusias menyiapkan berbagai kupat dan lepet serta jajan pasar untuk diberikan kepada para anak-anak yang mereka sebut sebagai banca'an.
Kemudian, setelah dibacakan do'a atas hajat pemilik rumah, kupat dan jajan pasar tersebut dibagikan sembari mendendangkan lagu yang berisi petuah-petuah dengan syair mirip pantun dengan menggunakan kata kembang sebagai awalan pantun. Sehingga masyarakat menyebutnya Bancaan Kembang Alang-alang.
Penggunaan nama kembang- kembang ini tak lepas dari pekerjaan para warga yang hampir semuanya adalah petani dimana yang mereka jumpai adalah tumbuhan Alang-alang dan lainnya. Silahkan simak video berikut ini :
Ya itulah, sedikit ulasan tentang tradisi Kupatan Banca'an Kembang alang-alang yang merupakan sebuah kearifan lokal yang dimiliki oleh warga kampung Lontar, yang kini terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat kampung Lontar sebagai sebuah warisan leluhur dan juga kearifan lokal yang sarat nilai-nilai budaya dan agama.
Tradisi ini akan menjadi kekayaan budaya yang tak ternilai jika terus dirawat dan dilestarikan oleh generasi muda.
Jika anda ingin menyaksikan bagaimana kekhasan budaya Kupatan Banca'an Kembang Alang-alang bisa hadir dikampung Lontar yang tepatnya berada dijalan Lontar Embong Anyar, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya pada hari ketujuh dibulan Syawal, namun perlu diingat kegiatan Kupatan Banca'an Kembang Alang-alang ini digelar pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H