Mohon tunggu...
Nafaisatul Wilda
Nafaisatul Wilda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Sains Al-Qur'an

whatever you are, be a good one.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kesehatan Remaja Putri, Efektivitas Pemberian Tablet Tambah Darah di Posyandu

15 November 2024   09:35 Diperbarui: 15 November 2024   10:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/antodambrosio1995

Posyandu atau biasa yang dikenal dengan Pos Pelayanan Terpadu adalah lembaga yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan, khususnya untuk ibu dan anak. Posyandu ini dikelola secara mandiri oleh masyarakat dengan mendapatkan dukungan dari pemerintah. Posyandu dahulunya menjadi bagian dari PKK ( Pemberdayaan Kesejahteraan Masyarakat) dan masuk ke dalam Pokja IV. Namun, setelah keluarnya regulasi baru berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Pemendagri) Nomor 18 tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Lembaga Adat Desa, yang mengatakan bahwa Posyandu sudah bukan bagian dari PKK melainkan memiliki kepengurusan dan "rumah tangga" nya sendiri yang setara dengan PKK.

LKD itu sendiri merupakan wadah partisipasi masyarakat desa sebagai mitra pemerintah desa yang bertugas melakukan pemberdayaan masyarakat desa yang ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa. Posyandu merupakan bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan oleh, untuk, dan bersama rakyat.

Dengan adanya posyandu yang berdiri sendiri tentunya tugas tugas yang diemban juga akan semakin terfilter dan terkhusus untuk meningkatkan kesehatan anak dan ibu. Tugas tugas posyandu itu sendiri mencakup berbagai kegiatan, dimana kegiatan ini guna memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Tugas tugas posyandu itu meliputi:

1.Kesehatan ibu dan anak

Kegiatan ini dapat berupa pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil maupun remaja putri, mengingatkan banyak sekali remaja maupun ibu hamil yang mengalami kekurangan zat besi kegiatan ini sangat amat diperlukan, selain itu kegiatan yang lain dapat berupa pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil dan imunisasi bayi dan balita.

2.Pemantauan gizi

Posyandu sering sekali melakukan pemantauan gizi pada balita dan anak usia 1-5 tahun setidaknya 6 bulan sekali. Pemantauan gizi dapat dilakukan dengan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan anak. Hal ini dilakukan karena tak jarang anak mengalami stunting akibat kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh anak. Sehingga Posyandu sering kali memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita dan obat cacing guna mencegah terjadinya stunting pada anak.

3.Pelayanan Keluarga berencana (KB)

Pelayanan keluarga berencana (KB) ini biasanya diberikan kepada remaja yang akan melaksanakan pernikahan dan orang dewasa yang akan menjalankan program kb. Penyuluhan ini berisi mengenai metode kontrasepsi dan pemberian alat kontrasepsi dan pil kb.

4.Penyuluhan Kesehatan

Kegiatan ini biasanya ditargetkan untuk para remaja dan orang dewasa. Penyuluhan ini biasanya berupa memberikan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta konseling mengenai penyakit menular seperti HIV dan AIDS yang mana sering kali menjarah anak anak muda pada saat ini.

pinterest.com/antodambrosio1995
pinterest.com/antodambrosio1995
Selain HIV dan AIDS yang saat ini menjadi masalah utama, anemia juga akhir akhir ini mencuri perhatian yang bahkan sampai saat ini masih menjadi masalah yang sering diabaikan. Pasalnya banyak remaja terutama remaja putri yang enggan sekali memperhatikan kebutuhan zat besi mereka. Padahal kebutuhan zat besi mereka jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan zat besi pada laki-laki. Remaja putri saat ini sangat mengabaikan kebutuhan zat besi mereka dengan banyak mengonsumsi makanan makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi seperti coklat, kopi dan teh dibandingkan dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi. Sehingga tak jarang remaja terutama remaja putri yang banyak mengalami anemia.

Anemia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Menurut WHO (World Health Organization) kadar hemoglobin normal pada remaja putri di usia diatas 15 tahun yaitu >12,0 g/dl (>7,5 mmol). Kebutuhan zat besi yang lebih tinggi daripada laki laki membuat perempuan yang tidak jarang mengalami anemia, hal ini bisa dikarenakan kebutuhan zat besi meningkat selama tahap perkembangan fisik dan kognitif yang krusial. Namun, hal itu tidak menjadikan bahwa laki-laki tidak dapat terkena anemia, meskipun tidak setinggi perempuan, laki-laki yang tidak memperhatikan kebutuhan zat besi mereka juga dapat mengalami anemia. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti salah satunya adalah ketika seorang laki-laki yang sedang menjalani diet ekstrim dan tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi, maka seiring berjalannya waktu tubuh dapat mengalami defisiensi sehingga dapat mengalami anemia.

Diperkirakan 1/3 populasi dunia mengalami anemia. Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (2018) tingkat anemia pada remaja di usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti bahwa sebanyak 3-4 remaja dari total 10 remaja mengalami anemia. Anemia ini biasanya ditandai dengan wajah yang pucat diiringi oleh lemah, letih, lesu, sakit kepala, pusing dan mata berkunang-kunang. Dalam kasus yang lebih parah penderita anemia dapat mengalami kram pada bagian kaki dan insomnia. Penyebab umum terjadinya anemia bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan nutrisi (zat besi, vitamin B12, asam folat), dan ataupun karena terjadi pendarahan akibat menstruasi atau cedera yang mengakibatkan kehilangan banyak darah. Cara untuk mengatasi anemia juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen penambah zat besi seperti tablet tambah darah atau mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti daging merah, sayur sayuran (bayam, brokoli), dan buah buahan yang kaya vitamin C seperti jeruk dan kiwi guna meningkatkan penyerapan zat besi.

Pemberian suplemen penambah zat besi seperti tablet tambah darah (TTD) merupakan langkah yang paling efektif guna mencegah terjadinya anemia pada remaja terkhusus bagi remaja putri. Meskipun banyak sekali remaja putri yang enggan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) ini dengan alasan mual atau pusing setelah mengonsumsi tablet tambah darah, pemberian tablet tambah darah tetap dilakukan. Biasanya Posyandu akan memberikan tablet ini disekitar bulan mei ataupun juni dengan diberikan pada remaja melalui sosialisasi kesehatan yang diadakan di sekolah maupun di luar sekolah, dan bisa juga diberikan secara langsung dengan mendatangkan rumah rumah.

Tablet tablet darah (TTD) ini mulai dilakukan pada remaja putri saat usia 12-18 tahun dengan memberikan satu tablet setiap minggunya selama 53 minggu. Artinya, remaja putri diharuskan meminum tablet tambah darah ini setiap minggu satu kali selama satu tahun penuh. Konsumsi obat ini dianjurkan setelah makan dengan air putih serta hindari meminum teh ataupun susu secara bersamaan.

Mengonsumsi suplemen tablet tambah darah (TTD) bukan hanya semata-mata untuk mencegah anemia, melainkan lebih dari itu yaitu untuk investasi jangka panjang. Remaja putri yang bebas anemia memiliki peluang yang lebih baik untuk menjalani kehidupan dimasa depan, menjalani kehamilan yang sehat dan dapat melahirkan bayi dengan berat badan yang ideal serta mencegah bayi dilahirkan tumbuh dengan masalah gizi stunting.

Dengan mengetahui manfaat yang ditawarkan oleh tablet tambah darah ini, remaja putri dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mereka selama masa pertumbuhan dan perkembangan dengan mengonsumsi tablet tambah darah.

Yuk... Remaja sehat minum tablet tambah darah demi masa depan yang lebih cerah. SALAM SEHAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun