Mohon tunggu...
nafa chairunnisa
nafa chairunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta

welcome

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Contoh Kasus Keamanan Negara dalam Perspektif dan Neoralisme

18 Oktober 2023   00:37 Diperbarui: 18 Oktober 2023   00:40 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kasus realisme klasik yang masuk ke dalam neorealisme defensif

 adalah ketika beberapa negara Eropa berusaha untuk membentuk aliansi pertahanan bersama, seperti NATO (North Atlantic Treaty Organization), setelah Perang Dunia II. Mereka melihat ancaman dari Uni Soviet dan berusaha untuk menjaga keamanan wilayah mereka.

 realisme klasik yang masuk ke dalam neorealisme ofensif adalah ketika negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia berlomba untuk memperluas pengaruh dan kekuasaan mereka di wilayah tertentu. Misalnya, intervensi militer Rusia di Ukraina tahun 2014 dapat dianggap sebagai contoh neorealisme ofensif, di mana Rusia berusaha untuk memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa realisme klasik, neorealisme defensif, dan neorealisme ofensif adalah teori-teori dalam hubungan internasional yang memandang negara-negara sebagai aktor utama yang berperilaku rasional dalam mencari kepentingan nasional mereka. Dalam konteks ini, negara-negara tersebut bertindak berdasarkan kekuatan, ancaman, dan kepentingan keamanan yang mereka anggap penting.

kasus realisme defensif:

Dalam hubungan internasional, terdapat sebuah negara yang menghadapi ancaman keamanan dari negara tetangga yang lebih kuat secara militer. Negara tersebut mengadopsi pendekatan realisme defensif dengan fokus pada pertahanan diri. Mereka meningkatkan anggaran pertahanan mereka, memperkuat sistem pertahanan nasional, dan melakukan kerjasama dengan negara-negara sekutu untuk menciptakan keseimbangan kekuatan yang mengurangi potensi serangan dan mempertahankan keamanan negara mereka.

 kasus realisme ofensif:

Dalam hubungan internasional, terdapat sebuah negara yang memiliki kekuatan militer yang dominan dan mencari kesempatan untuk memperluas pengaruhnya. Negara tersebut mengadopsi pendekatan realisme ofensif dengan fokus pada penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan-tujuan ekspansionis. Mereka mungkin melakukan invasi terhadap negara tetangga, mendukung kelompok pemberontak, atau menggunakan ancaman militer untuk memperoleh keuntungan politik dan ekonomi di tingkat internasional..

Pandangan Realisme tentang Konflik Suriah :

Paham Realisme ini selalu menaruh rasa curiga terhadap negara lainnya. Amerika yang mecoba untuk ikut campur dalam menyelesaikan kasus ini patut dicurigai karena pada dasarnya setiap negara itu pasti selalu mengutamakan kepentingan negaranya sendiri, alasan Amerika membantu bukanlah pure karena masalah Hak Asasi Manusia. Suriah menolak adanya campur tangan dari Amerika karena Suriah beranggapan bahwa mereka mampu menyelesaikan dan melindungi negaranya sendiri.

Kepentingan Negara dan nilai nilai keamanan nasional merupakan concern utama dalam pandangan realisme.  Bashar Al Assad melakukan penyerangan kepada kelompok yang tak sepaham dengan dirinya bisa jadi semata mata untuk menciptakan perdamaian itu sendiri, meskipun akan banyak nyawa yang melayang.  Karena sesuai paham realis bahwa perdamaian bisa terjadi apabila adanya perang yang berlangsung terlebih dahulu.

PBB yang dianggap sebagai suatu lembaga internasional pun dipandang tak mampu menjalankan tugasnya, buktinya saja konflik Suriah masih tetap berlangsung hingga sekarang. Hal ini sesuai dengan pandangan realisme yang dimana sejatinya suatu negara tak perlu ikut bergabung dengan lembaga atau organisasi internasional, toh hal itu takkan menjamin berlangsungnya perdamaian, negara sendiri lah yang berhak untuk mengambil keputusan untuk kepentingan nasionalnya.

Realisme merupakan pandangan yang menganggap bahwasanya negara adalah aktor utama. Realisme beranggapan bahwa kepentingan nasional adalah alasan dari terlaksananya HAM itu sendiri. Sehingga pemerintah Suriah, Bashar Al Assad mencoba untuk melakukan cara untuk melindungi diri dari bahaya yang megancam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun