Mohon tunggu...
Nafa Angelica
Nafa Angelica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPN VETERAN JAKARTA

Saya adalah Mahasiswa baru UPN VETERAN JAKARTA yang sangat tertarik dengan berita di indonesia. Saya suka mengulik suatu informasi untuk menyari kebenaran informasi tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan Harus Berani!

16 Oktober 2023   18:25 Diperbarui: 16 Oktober 2023   18:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga hingga kini masih sering dianggap sebagai tanggung jawab tunggal perempuan dalam rumah tangga. Termasuk didalamnya kebersihan rumah, menyiapkan makanan, mencuci dan menyetrika pakaian, hingga mengelola pamasukan dan pengeluaran keuangan dirumah dan menyesuaikan pemasukan yang didapatkan dari 'hasil kerja laki-laki'. Selain itu, perempuan juga memiliki tanggung jawab mengasuh anak, mengganti popok, mengajari dan menemani anak dirumah. Sedangkan laki-laki sering kali dianggap sebagai penanggung jawab mencari uang untuk kebutuhan keluarga.

Diskriminasi dalam Industri Pariwisata

Pada 2019, berdasarkan data Global Report on Women in Tourism dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), terdapat 54%  pekerja perempuan yang menguasai industri pariwisata. Di industri ini, stigma negatif yang akan dihadapi oleh perempuan akan menjadi dua kali lebih besar. Seringkali perempuan yang bekerja di industri pariwisata dipandang bahwa kemampuan mereka terbatas  pada pekerjaan rumah tangga dan adanya kesenjangan upah dengan laki-laki. Selain itu, di industru pariwisata perempuan juga menghadapi lebih tinggi risiko cedera fisik dan pelecehan verbal.

Stigamatisasi terhadap Peran Gender yang Tidak Konvensional

Perempuan yang memilih untuk mengejar karir di bidang yang biasanya dianggap sebagai tidak perlu karena karir merupakan 'khusus laki-laki' atau yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki anak sering menghadapi stigmatisasi atau tekanan sosial.

Diskriminasi gender merupakan permasalahan yang memerlukan perhatian dan tindakan serius. Partisipasi penuh perempuan di semua bidang masyarakat merupakan langkah penting menuju kesetaraan gender. Perubahan budaya, sosial dan hukum lainnya diperlukan untuk memerangi segala bentuk diskriminasi yang masih dihadapi perempuan hingga saat ini. Setiap individu juga mempunyai peran penting dalam mendukung kesetaraan gender dan melawan diskriminasi di seluruh lapisan masyarakat.

Untuk mengatasi hal ini di Indonesia, penting bagi semua pihak untuk berkolaborasi dan mengambil tindakan. Hal ini mencakup perempuan itu sendiri, masyarakat, dan pemerintah. Seperti perempuan harus tantang dan ubah persepsi negatif terhadap sesama perempuan dengan aktif dan tampil di masyarakat serta mendukung dan memberdayakan sesama perempuan  dengan memberikan peluang dan menyediakan sarana untuk berkembang dan berkontribusi. kontribusi Masyarakat juga diperlukan dengan Memberikan dukungan dan kesempatan yang setara bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi di hadapan masyarakat dengan mulai mengubah persepsi negatif terhadap perempuan dengan mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di khalangan masyarakat.

Kontribusi Pemerintah yang tegas dibutuhkan dalam menegakkan hukum untuk melindungi hak-hak perempuan dan menjamin kesetaraan gender ini dengan memberikan kesempatan dan sumber daya yang setara bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi di umum. Dengan bekerja sama dan mengambil tindakan secara terus-menerus dan secara tegas, diharapkan kesenjangan gender di Indonesia ini akan dapat diatasi dan Perempuan akan mampu mencapai potensi maksimalnya dan mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai bidang kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun