Bila terjadi kegaduhan dalam melontakan argumen, disinilah peran dari moderator (bisanya steering commitee) yang kompeten diperlukan untuk mengendalikan keadaan pada saat jalannya proses persidangan dari awal hingga berakhirnya sidang agar tetap dalam keadaan yang lancar dan kondusif. Dan juga fasilitator yang juga membantu agar mendapat giliran kesempatan untuk bicara. Oleh karena itu, begitu pentingnya mahasiswa untuk dapat merealisasikan teknik dan sistem persidangan  yang transparan, objektif dan berlandaskan keadilan serta toleransi di setiap prosesnya dengan hasil yang lebih progresif dari sebelumnya.
Berbicara mengenai persidangan, ternyata hal tersebut bukan hanya menjadi salah satu pondasi dari berdirinya sebuah organisasi, tetapi juga merupakah salah satu pondasi utama yang turut terlibat dalam kualitas suatu pendidikan di perguruan tinggi yang dijadikan sebagai bentuk bahan evaluasi yang nantinya akan menguji pengetahuan dan pemahaman mahasiswa atau yang biasa kita sebut sebagai ujian sidang skripsi untuk jenjang S1 dan sidang karya tulis ilmiah untuk jenjang D3 untuk segala jurusan.Â
Untuk itu, semua perguruan tinggi memiliki peran dan tanggung jawab untuk melatih mahasiswa dalam public speaking, berdisikusi, berkomunikasi efektif, berpikir secara kritis dan berargumen dengan etika yang baik. Tujuan dari pelatihan ini tidak lain adalah untuk mempersiapkan mahasiswa agar terbiasa dan siap bila dihadapkan pada persidangan kapan saja dengan sikap penuh keyakinan dan percaya diri bisa melakukannya. Keterampilan-keterampilan tersebut tidak hanya berguna nanti setiap dipersidangan saja, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari diperkuliahan akan sangat berguna seperti presentasi, debat, dan lain-lain yang menunjang keaktifan akademik dari mahasiswa.
Dapat diambil kesimpulan bahwa persidangan merupakan sarana atau wadah untuk mengambil suatu keputusan dengan cara diskusi, bertukar ide/gasasan hingga pendapat serta berargumen demi tercapainya keputusan yang dapat disepakati bersama oleh suatu organisasi atau pihak-pihak lainnya. Tentunya dalam melakukan perlu skill/teknik dalam melakukannya. Teknik persidangan yang transparan dengan adanya toleransi serta sistem yang objektif dan jelas dengan berlandaskan keadilan mengikuti dasar negara Pancasila sila ke-5.Â
Dalam merealisasikannya, dibutuhkan pelatihan bagi mahasiswa agar dapat melatih mahasiswa pandai dalam public speaking, berdisikusi, berkomunikasi efektif, berpikir secara kritis dan berargumen dengan etika yang baik yang nantinya akan bergina dikemudian hari dan dapat direalisasikan secara lebih luas bagi-oleh mahasiswa dalam dunia pendidkan di perkuliahan maupun di luar perkuliahan kedepannya.
Diharapkan setelah membaca, para pembaca dapat paham akan pentingnya teknik dan sistem persidangan ini terutama bagi mahasiswa. Demikian semoga bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H