Mohon tunggu...
Naela Khusnul
Naela Khusnul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa bimbingan konseling UIN Walisongo

Saya mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seks Bebas di Kalangan Remaja

28 Mei 2024   09:54 Diperbarui: 29 Mei 2024   07:45 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Abstrak

Seks bebas di kalangan remaja merupakan fenomena yang memicu kalangan remaja pada perilaku, dari segi kesehatan, sosial, dan moral. Studi ini mengkaji dampak dan faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas di kalangan remaja.Sek bebas dapat beresiko  kesehatan seperti infeksi menular seksual (IMS) dan kehamilan tidak diinginkan menjadi perhatian utama, sementara sosial dan tekanan psikologis juga ikut memperburuk situasi. biasanya terjadinya sek bebas karena pergaulan yang sangat bebas, kurangnya perhatian orang tua. Dengan ini para remaja harus mempunyai wawasan yang cukup luas agar para remaja tidak memngikuti pergaulan bebas,untuk para  remaja dapat membuat keputusan yang lebih bertanggung jawab mengenai seksualitas diri sendiri, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari seks bebas. pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan pendidikan, dukungan sosial, dan akses layanan kesehatan untuk melindungi kesejahteraan remaja.

Kata kunci: Remaja: Sek Bebas, pergaulan bebas 

Masa remaja adalah masa pembelajar,meskipun remaja mendapatkan kesempatan mengembangkan potensi diri namun tetap memerlukan bekal bimbingan dan pengarahan orang tua, dengan bimbingan membentuk remaja merasa percaya diri kerana secara kemampuan mereka belum teruji dalam menghadapi tantangan hidup.

Dari sudut pandang kesehatan, seks bebas di kalangan remaja menimbulkan resiko yang negatif. Remaja yang terlibat dalam perilaku ini lebih rentan terhadap infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV/AIDS, gonore, dan klamidia. Selain itu, seks bebas dapat meningkatkan resiko kehamilan di bawah umur, yang bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental remaja.

Secara moral dan sosial, banyak masyarakat yang menganggap seks bebas sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai budaya. Ini bisa menyebabkan mental praremaja mengalami down terhadap mentalnya  dan tekanan psikologis pada remaja yang terlibat dalam perilaku tersebut. Norma budaya dan agama di banyak tempat mengajarkan pentingnya menjaga diri sebelum menikah dan menekankan nilai-nilai kesetiaan dan tanggung jawab dalam hubungan.

Namun, ada juga sudut pandang yang lebih liberal yang berpendapat bahwa pendidikan seks yang komprehensif dan terbuka dapat membantu remaja membuat keputusan yang lebih baik mengenai seksualitas mereka. Pendidikan seks yang baik dapat memberikan pengetahuan tentang kontrasepsi, pencegahan IMS, dan pentingnya persetujuan dalam hubungan seksual. Dengan pengetahuan yang tepat, remaja dapat membuat keputusan yang lebih bertanggung jawab dan mengurangi risiko kesehatan dan sosial.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memberikan pendidikan seks yang komprehensif, mendukung komunikasi yang terbuka antara remaja dan orang dewasa, serta menyediakan layanan kesehatan reproduksi yang mudah diakses untuk remaja. Dengan pendekatan yang holistik, risiko negatif dari seks bebas di kalangan remaja dapat diminimalkan, sementara hak dan kesehatan remaja tetap terjaga.

ada faktor-faktor yang dapat mendorong seks bebas di kalangan remaja

  • pengaruh media dan internet: di era sekang kita sering kali menggunakan akses internet bisa memudahkan kalangan remja untuk melihat konten-konten seksual 
  • tekanan dari lingkungan di sekitar: para remaja mungkin merasa perlu mengikuti tren atau tekanan dari lingkungan untuk di anggap "dewa" atau "dirinya merasa paling keren"
  • kurangnya pendidikan seks yang memadai: remaja minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan konsekuansi dari aktivitas seksual
  • pola asuh dari keluarga: biasanya lingkungan keluarga yang kurang mendukung atau kurangnya komunikasi terbuka tentang seks dan hubungan bersama lawan jenis 

oleh karena itu para kalangan remaja bisa membantu memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mengembangan sikap yang lebih sehat terhadap lingkangan agar para remaja tidak terjerumus pada lingan di sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun