Sedikit mengulas film yang lagi booming di Indonesia, awal Januari 2017 yang bertemakan pesantren. Mungkin banyak yang belum tau tentang dunia pesantren dan ngapain aja, sih di pesantren itu? Terkadang di pikiran orang awam pesantren hanyalah "tempat" untuk menjauhkan anak dari orang tua. Tetapi, dalam film ini pesantren tidak digambarkan sebagai pesantren yang dipikirkan oleh khalayak umum. Tanpa panjang lebar saya akan menceritakan kembali film yang benar-benar mengocok perut penonton.
Mari kita mulai..
Kehidupan dan kisah Shila di pesantren ini, mengingatkan saya, ketika saya menjadi santriwati di sebuah pondok modern di daerah Ngawi Jawa Timur. Film ini menceritakan seorang remaja putri bernama Shila, yang dipaksa orang tuanya untuk mondok di sebuah pesantren di Kota Medan. Dalam film ini Marshila Silalahi atau yang akrab disapa Shila menjadi salah satu santriwati yang mengalaminya, karena ia tidak diterima di sekolah favorit impiannya. Akhirnya Mamak dan Bapak merencanakan, agar Shila masuk ke Pesantren Al-Amanah yang berada di Medan begitu ia mendengar hal itu, ia terkejut dan tidak mau sekolah ia berkata "lebih baik aku tak usah sekolah lah mak". Ia marah dan bingung. Meskipun dengan keadaan terpaksa ia tetap mengikuti keinginan orang tuanya. Ia diantar ke pondok oleh kakak dan mamaknya, ia merasakan berat hati tapi ini demi orang tuanya. Beberapa hari kemudian, ia berhasil melewati ujian lisan dan ujian tulis karena itu persayaratan masuk pondok. Ia ditempatkan di kelas eksperimen atau Intensif yang masuk pondoknya dari lulus SMP.Â
Hari pertama ia menjalani dengan berat hati dan ia sempat berencana untuk kabur dari pondok bersama Manda teman seperjuangannya yang berasal dari Malaysia, dengan berbagai alasan dan meminta izin kepada Ustadzah Jannah. Mungkin dengan keluar pondok ia pasti tidak akan balik lagi, tapi takdir berkata lain. Ia bertemu dengan senior pondoknya sekaligus orang yang ia taksir sejak pandangan pertama, yang ia panggil Pangeran Senja aka Rifqi di pasar. Shila dan Manda sangat takut dan lari menjauh dari Rifqi. Tak disangka ia menaiki mobil pick up yang terparkir di depan pasar, kejadian tak disangka pun terjadi, saat di lampu merah Shila sudah turun duluan akan tetapi Manda, ia tidak bisa turun dari mobil itu dan akhirnya karena lampu merah sudah berganti dengan lampu hijau, Shila pun naik lagi ke pick up itu. Setelah itu mereka tertidur di pick up dan sudah berhenti, dan ternyata... ia dan Manda kembali lagi ke pondok.Â
Sebelum ke pasar Shila dan Manda turun di Masjid Raya Medan karena kehausan mereka membeli minum, tanpa disadari ada seseorang dibelakang Manda yang sedang berusaha menyopet dompetnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H